Transcription

MODEL BASED CONTROLLER DENGANMENGGUNAKAN INTERNAL MODEL CONTROL (IMC)YANG DITUNING BERDASARKAN PERUBAHAN SETPOINT DAN DISTURBANCE PADA POWER PLANTBERBASIS HYSYSNama MahasiswaNRPProgram StudiJurusan/FakultasDosen Pembimbing: Hendrik Elvian Gayuh Prasetya: 2410 100 051: S1 Teknik Fisika: Teknik Fisika FTI-ITS: Totok Ruki Biyanto, Ph.DAbstrakWaste heat steam generator (WHSG) merupakan sebuah sistempembangkit listrik yang memanfaatkan gas buang suatu proses diindustri. Dalam rangka merancang plant WHSG dibutuhkan parameterkendali yang tepat untuk mempertahankan nilai kesetimbangan massadan kesetimbangan energi. Teknik pengendalian IMC-PID merupakansalah satu metode yang sering diterapkan pada power plant yaknidengan melakukan tunning terhadap perubahan set point. Padakenyataannya, tidak hanya tunning berdasarkan perubahan set pointsaja yang dapat menghasilkan respon yang tepat, tetapi tunningberdasarkan nilai disturbance juga tepat untuk digunakan. hal inidikarenakan tunning berdasarkan nilai disturbance dapat menguranginilai gangguan yang langsung masuk pada keluaran sebuah proses.Nilai tunning berdasarkan nilai set point yang diberikan yakni 5%, 10%, dan 15% dari data desain yang digunakan, sedangkan untuktunning berdasarkan nilai disturbance yang digunakan yakni 5% darinilai input yang digunakan sebagai parameter disturbance.Berdasarkan respon pengendalian yang dihasilkan menunjukkan bahwametode tunning yang digunakan untuk mengendalikan disturbancedalam penelitian ini, tidak tepat untuk diterapkan menggunakan metodeIMC-PID. Hal ini dikarenakan karakteristik respon yang dihasilkanmenunjukkan nilai yang kurang baik.Kata kunci:Waste Heat Stem Generator (WHSG), Tunning, Set Point, Disturbance,IMC-PIDvii

Halaman ini sengaja dikosongkanviii

MODEL BASED CONTROLLER WITH INTERNALMODEL CONTROL (IMC) TUNED BY SET POINTCHANGES AND DISTURBANCE CHANGES ON POWERPLANT BASED HYSYSName of StudentNumber Of RegistrationMajorDepartment/FacultySupervisor: Hendrik Elvian Gayuh Prasetya: 2410 100 051: Bachelor Degree of EngineeringPhysics: Engineering Physics FTI-ITS: Totok Ruki Biyanto, Ph.DAbstractWaste heat steam generator (WHSG) is a powergeneration system that utilizes exhaust gases in an industrialprocess. In order to design WHSG plant proper control parametersneeded to maintain the value of the mass balance and energybalance. The technique of IMC-PID control is one method that isoften applied to the power plant by tunning to change the set point.In fact, not only by changes in set point tunning that only producea proper response, but tunning based on disturbance value alsoappropriate for used. This is because tunning based on disturbancevalue can reduce the disturbance values directly into the processoutput. The tunning values based on set point is given by value 5%, 10% and 15% of design data used, while for tunning basedon disturbance that used 5% the inputs value which used as aparameter disturbance. Based on the result of control responseshows that tunning method used to control the disturbance in thisstudy, are not appropriate to be applied using the IMC-PIDmethod. This explanation because characteristics of resultingresponse shows that poor value.Keywords:Waste Heat Stem Generator (WHSG), Tunning, Set Point, Disturbance,IMC-PIDix

This page intentionally left blankx

BAB IIDASAR TEORIPada bab ini berisi teori dasar tentang hal-hal yang berkaitandengan judul, sehingga nantinya dapat membantu pola berpikirdalam menyelesaikan permasalahan yang terdapat di dalampenulisan. Dasar teori tersebut didapatkan melalui referensi textbook, manual book, jurnal ilmiah yang telah dipublikasikan.Adapun dasar teori akan dijelaskan secara berurutan denganurutan sebagai berikut. : Waste Heat Steam Generator (WHSG) Heat Exchanger Turbin Steam Drum IMC (Internal Model Control) Pendekatan Matematis FOPDT Analisa Performansi Pengendalian2.1 Waste Heat Steam Generator (WHSG)Waste heat steam generation merupakan sebuah sistempembangkit listrik yang memanfaatkan gas buang yang masihmemiliki nilai kalor yang tinggi (Umamaheswari, 2013). Didalamsistem pembangkit listrik jenis ini, terdapat dua macam nilai inputyang digunakan, yakni aliran gas buang yang masih memilikinilai kalor yang tinggi dan air yang digunakan sebagai suplai uapyang dihasilkan untuk memutarkan turbin. Akan tetapi dalamperancangan sistem pembangkit waste heat steam generator inidiperlukan biaya yang cukup mahal, oleh karena biayaperancangan sistem ini terlalu mahal, maka dalam perancanganWaste Heat Steam Generator (WHSG) harus dilakukan sistemsimulasi pemodelan terlebih dahulu untuk mengetahuiperformansi sistem (Biyanto,2013). Didalam simulasi model plantini diperlukan sistempengendalian yang tepat untukmenghasilkan nilai performansi yang sesuai. Untuk melakukanpengendalian yang tepat pada desain plant WHSG ini, langkahyang harus diketahui adalah menentukan parameter atau unit7

8operasi yang akan digunakan. Jenis unit operasi yang digunakanpada WHSG ini terdapat tiga macam unit operasi, yakni heatexchanger, steam drum, dan turbin yang dapat dilihat padagambar 2.1.Gambar 2.1 Process Flow Diagram Waste Heat SteamGenerator (Hatchman, 1991)Berdarkan Gambar 2.1 dapat diketahui bahwa unit operasiyang digunakan untuk mendesain waste heat steam generator iniyakni heat exchanger, steam drum, dan turbin. Pada unit operasiheat exchanger yang digunakan pada desain sistem pembangkitini berjumlah tiga unit operasi, yakni economizer, evaporator, dansuperheater. Sedangkan pada unit operasi steam drum dan turbinhanya memiliki satu unit operasi.Didalam desain HRSG (heat recovery steam generator),bagian yang paling penting untuk diamati adalah nilaikesetimbangan energi yang terjadi pada masing – masing unitoperasi. Penentuan proses perpindahan panas yang terjadi padasisi shell dan sisi tube pada heat exchanger merupakan bagian

9unit operasi yang paling menentukan nilai kesetimbangan masapada plant HRSG. Oleh karena itu ada tiga element heatexchanger yang diguanakan, yakni evaporator, superheater, daneconomizer yang mempunyai fungsi yang berbeda – beda(Robles, 2005). EvaporatorEvaporator merupakan unit operasi yang berfungsi untukmengubah fasa cairan (liquid) menjadi fasa uap (vapor), sehinggadengan kata lain evaporator juga dapat disebut dengan alat yangmampu mengubah suatu aliran bertekanan dan bertemperaturrendah menjadi tinggi. Prinsip kerja dari evaporator inimenggunakan prinsip kerja alat penukar panas (heat exchanger)yang memiliki dua fungsi dasar, yakni yang pertama adalah untukmenukarkan panas dan yang kedua yakni untuk memisahkanfluida dalam bentuk cairan menjadi uap.Gambar 2.2 Perpindahan panas pada evaporator (Campos,2001)

10Perhitungan kesetimbangan massa pada unit ankesetimbangan massa dan kesetimbangan energi pada setiapaliran yang ada dalam evaporator. Persamaan dibawah inimerupakan model matematis dari evaporator : - -(2.1)-(2.2)(2.3)Model matematis diatas digunakan untuk memperhitungkannilai kesetimbangan massa ketika input yang digunakan dalamevaporator berupa cairan. Qb, Qd, dan Qp yang masing – masingmerupakan laju perpindahan panas dari bubbles ke fase cairan,dari inlet gas ke cairan inlet evaporator, dan dari fase cairan kelingkungan disekitar dinding evaporator.Dengan menggunakan persamaan (2.4) dan persamaan (2.5)maka dapat ditulis dalam persamaan dibawah ini : (2.4)Dengan menggunakan asumsi bahwa kalor spesifik rata – ratadari fase cairan kontan, maka Co C, dan menggunakanpersamaan (a) dan persamaan (c), maka didapatkan persamaanberikut ini : -(2.5)Persamaan (2.5) diatas menunjukkan nilai perhitungankesetimbangan massa dan kesetimbangan energi yang adadidalam unit operasi evaporator antara fasa cairan dan fasa gasyang digunakan sebagai input unit operasi tersebut.

11 SuperheaterSuperheater merupakan sebuah alat yang berfungsi sebagaisistem pemanas lanjut. Alat ini digunakan untuk mengubahkondisi saturated steam menjadi kondisi super heated steam yangselanjutnya akan digunakan untuk tenaga pendorong pada turbin(Wahlberg,2011). Dalam pembangkit listrik, untuk memutarturbin dibutuhkan uap yang sifatnya kering yang dikenal sebagai“superheating steam”. Hal ini disebabkan apabila uapmengandung butir-butir air akan merusak sudu-sudu turbin.Untuk membuat uap kering, maka uap jenuh dimasukkan kedalamunit operasi superheater. Dengan pemakaian pemanas lanjut, uapbasah ketel uap turbin akan dikeringkan, sehingga akanmeningkatkan kualitas dan memberikan kerja pada turbin uapyang lebih baik.Superheater terdiri dari tiga macam tahapan, yang pertamaadalah stage tinggi, yang kedua adalah stage sedang, dan yangketiga adalah stage rendah, yang ditempatkan pada flue gas yangcondong ke belakang cyclone separator (Teir, 2002). Aliranproses yang ada didalam unit operasi superheater ini adalah steamsaturated dari steam drum dimasukkan ke inlet headersuperheater dengan sambungan, kemudian ke superheatertemperatur yang lebih rendah, selanjutnya ke desuperheatersetelah dipanaskan, dan akhirnya masuk ke outlet headersuperheater temperatur tinggi dengan pipa, setelah temperaturnyadisesuaikan. Steam superheated ini kemudian disalurkan ke mainsteam header yang digunakan untuk menggerakkan turbine.Pada umumnya unit operasi superheater mempunyai tigatahapan fungsi digunakan pada jenis boiler besar yang banyakdigunakan diberbagai macam industri (Teir, 2002). Oleh karenapada unit operasi ini memiliki tahapan fungsi, maka nilaiperhitungan yang digunakan untuk menentukan nilaikesetimbangan massa dan kesetimbangan energi merupakan halterpenting yang perlu diamati untuk mengetahui nilai performansiyang akan dihasilkan. Persamaan dibawah ini merupakanperhitungan nilai kesetimbangan massa dan kesetimbangan energidi dalam berbagai tahapan yang ada pada unit operasi superheater.

12(2.6)dimana laju aliran massa uap sebelum tahap pertama padasuperheater [kg/s]. entalphi spesific uap setelah tahap pertama padasuperheater [kJ/kg]. entalphi spesific uap sebelum tahap pertama padasuperheater [kJ/kg].Persamaan model matematika yang terdapat pada unitoperasi superheater tahap kedua ini, nilai panas akan ditambahkanuntuk proses pertukaran energi sehingga perhitungan dapatditampilkan pada persamaan dibawah ini :(2.7)dimana : laju aliran massa uap sebelum tahap kedua padasuperheater [kg/s]. entalphi spesific uap setelah tahap kedua padasuperheater [kJ/kg]. entalphi spesific uap sebelum tahap kedua padasuperheater [kJ/kg].Persamaan model matematika yang terdapat pada unit operasisuperheater tahap ketiga ini, nilai panas akan ditambahkan untukproses pertukaran energi sehingga perhitungan dapat ditampilkanpada persamaan dibawah ini :(2.8)

13dimana : laju aliran massa uap sebelum tahap ketiga padasuperheater [kg/s]. entalphi spesific uap setelah tahap ketiga padasuperheater [kJ/kg]. entalphi spesific uap sebelum tahap ketiga padasuperheater [kJ/kg].EconomizerEconomizer merupakan salah satu unit operasi berupapemanas yang digunakan sebagai media pemanasan awal air yangdigunakan sebagai umpan baru sebelum masuk ke dalam ketel.Economizer terdiri dari pipa-pipa air yang ditempatkan padalintasan gas asap sebelum meninggalkan ketel (Wahlberg,2011).Gas asap yang akan melewati cerobong temperaturnya masihcukup tinggi sehingga akan menyebabkan nilai kerugian panasyang besar bila gas asap tersebut langsung dibuang melewaticerobong. Oleh karena itu, gas asap yang masih panas ini yangakan dimanfaatkan untuk memanaskan air untuk mengisi ketel.Adapun keuntungan menggunakan economizer antara lain adalahuntuk menghemat bahan bakar sehingga biaya operasional lebihmurah, karena air yang digunakan masuk ke dalam ketel sudahdalam keadaan panas serta dapat memperbesar efisiensi ketelkarena memperkecil kerugian panas yang dialami ketel uap.Unit operasi economizer memiliki dua macam nilaipendekatan model yang penting diterapkan, pendekatan pertamaadalah pertimbangan pemilihan area terhadap nilai koefisienperpindahan panas yang telah diberikan, dan pendekatan yangkedua adalah dimensi yang digunakan pada economizer tersebut(Teir, 2002). Pada pendekatan yang pertama diberikan denganpertimbangan luas dan koefisien perpindahan panas sebagai salahsatu parameter input yang tidak memperhitungkan nilai foulingrate yang menyebabkan kinerja dari economizer ini berkurang.Sedangkan pada pendekatan kedua, model economizer yangdigunakan akan menggunakan perhitungan produk dari nilaikoefisien perpindahan panas terhadap luas economizer yang telah

14diberikan. UA yang memenuhi syarat untuk parametereconomizer dapat ditentukan dengan persamaan dibawah ini :) (2.9)Pada dasarnya unit operasi economizer dirancang untukmemanaskan air, akan tetapi perancangan unit operasi ini jugadirancang sebagai tempat pendidihan air. Jika proses pendidihanterjadi pada economizer, maka laju aliran output yang dihasilkanakan berisi fraksi uap. Jika volume economizer mengandung uap,tingkat level yang akan didalam economizer akan berkurang danini akan mempengaruhi nilai perpindahan panas. Steam memilikinilai U lebih rendah dari air dan oleh karena itu panas yangditransfer dari gas buang uap akan lebih kecil dari dari gas buangke air. Perhatikan bahwa proses pendidihan pada unit operasieconomizer akan memberikan UA yang kurang akurat karenaketergantungan antara nilai U yang terdapat pada fasa liquid(Wahlberg,2011).Gambar 2.3 Desain economizer (Atabani, 2013)

15Selain faktor nilai UA, suatu respon yang optimum dapatdiperoleh dengan menggunakan perancangan berdasarkangeometri economizer (Incropera, 2005). Adapun faktor yangmempengaruhi kinerja economizer sebagai berikut:a. Diameter luar tubing, yaitu besarnya diameter tube yangdigunakan dalam menyusun economizer. Semakin besardiameter tube akan mengakibatkan efektifitas perpindahanpanas semakin berkurang.b. Transversal spacing, yaitu menyatakan jarak antar tubesejajar ke arah lebar economizer. Semakin lebar jarak antartube mengakibatkan proses induksi panas dalameconomizer semakin berkurang, sehingga efektifitasperpindahan panas menurun.c. Kerapatan fin, yaitu banyaknya fin tiap inci yang dapatdisusun untuk menggabungkan beberapa tube dalameconomizer. Semakin banyak fin yang tersusun akanmengakibatkan perpindahan panas tidak efektif karenajarak antar tube yang semakin jauh.2.2 Heat ExchangerHeat Exchanger merupakan alat perpindahan panas yangdigunakan sebagai media perpindahan panas yang terjadi karenaadanya perbedaan temperatur dari dua jenis fluida yang salingmengalir namun tidak tercampur (Smedsrud, 2007). Sebagianbesar dari industri – industri yang berkaitan dengan pemrosesanselalu menggunakan unit operasi ini, sehingga dalam aplikasinyaunit operasi ini mempunyai peran penting dalam suatu proses diindustri.Salah satu tipe dari unit operasi heat exchanger yang seringdigunakan di berbagai industri proses adalah heat exchanger tipeshell and tube. Hal ini dikarenakan, pada unit operasi ini terdiridari sebuah shell silindris di bagian luar dan sejumlah tube (tubebundle) di bagian dalam, dimana temperatur aliran fluida didalamtube bundle berbeda dengan aliran fluida di luar tube, sehinggadidapatkan terjadinya perpindahan panas antara aliran fluidadidalam tube dan diluar tube (García, 2010).

16Pemilihan unit operasi heat exchanger yang tepat akanmenghemat biaya operasional yang dikeluarkan oleh industriproses. Dengan unit operasi yang baru pada unit operasi heatexchanger ini, maka permukaan logam dari pipa – pipa pemanasmasih dalam keadaan bersih. Namun demikian, apabila unitoperasi ini telah lama digunakan untuk beroperasi makadidapatkan lapisan kotoran atau kerak pada permukaan pipa.Tebal tipisnya lapisan kotoran tergantung dari jenis fluida yangdigunakan. Dengan adanya lapisan pengokor tersebut akanmengurangi koefisien perpindahan panas. Harga koefisienperpindahan panas untuk suatu alat penukar panas selalumengalami perubahan selama beroperasi.Gambar 2.4 Penampang heat exchanger jenis shell andtube (García, 2010)Dalam proses perancangan unit operasi heat exchanger jenisshell and tube bertujuan untuk menentukan dimensi dan geometrialat tersebut sesuai dengan spesifikasi bahan dan proses yangtelah ditentukan (Smedsrud, 2007). Prosesnya terdiri daribeberapa tahap, di mana yang pertama biasanya adalahpendefinisian aliran fluida kerja yang akan dilewatkan padabagian shell and tube. Pada tahap yang kedua dilakukanpemilihan dimensi dan geometri shell and tubenya, sepertidiameter shell minimum dan maksimum ukuran dan bahan pipaserta susunan dan tata letaknya, sesuai standar yang ada. Tahap

17selanjutnya adalah menetapkan harga maksimum yang diijinkanbagi bagi kerugian tekanan di sisi shell maupun di sisi pipa, sertamenetapkan type dan ukuran buffle. Setelah itu proses tersebutdilalui maka kita sampai kepada perhitungan perancangan yangakan memprediksi parameter performance seperti luas permukaanperpindahan panas dan kerugian tekanan baik di sisi shell maupundi sisi tube. Pada akhir perhitungan, apabila diperoleh harga yangtidak sesuai dengan yang telah ditetapkan sebelumnya makaprosesnya harus diulangi dengan cara memodifikasi variabeltertentu. Bagi sebuah alat penukar panas, kemampuan dalammempertukarkan energi dalam bentuk panasnya dapat dinyatakandengan persamaan :ΔTLM(2.10)Dimana :Q Laju pertukaran energi kalor atau beban termal yangditerapkan didalam penukar kalor.A Luas permukaan perpindahan panas total.ΔTLM Beda temperatur rata-rata logaritmik bagi kedua fluidakerja yang mengalir di dalam alat tersebut.Energi panas yang dilepaskan oleh aliran fluida panas yangmasuk kadalam bagian shell dapat ditulis dengan menggunakanpersamaan di bawah ini:(2.11)Sehingga(2.12)dimana :Qhot Laju energi panas yang dilepaskan oleh aliran fluidapanas (W).

18 Laju aliran massa fluida panas (kg/s). Konstanta panas fluida panas pada tekanan konstan(J/kg.K). Temperatur aliran fluida panas masuk pada alat penukarkalor (K). Temperatur aliran fluida panas keluar pada alat penukarkalor (K).Setelah mendapatkan nilai Qhot maka nilai Qcold atau energipanas yang diterima oleh aliran fluida dingin yang masukkadalam bagian tube dapat dihitung.Dalam pembahasan sistem kontrol pada Heat Exchanger,terdapat dua hal yang perlu diperhatikan yaitu variabel yang akandikontrol dan variabel yang akan diubah-ubah dalam rangkamenjaga agar variabel yang dikontrol sesuai dengan masukan.Berdasarkan prinsip kerja Heat Exchanger yang paling efektifadalah mengambil fluksi panas (jumlah panas yang berpindahantara dua fluida) sebagai variabel yang dikontrol, akan tetapi initidak mungkin dilakukan mengingat dalam praktiknya fluksipanas tersebut sulit diukur. Oleh karena itu yang paling mungkinadalah dengan mengontrol temperatur salah satu fluida yangkeluar dari heat hxchanger. Sedangkan untuk variabel manipulasiterdapat beberapa pilihan diantaranya yaitu aliran fluida panasyang masuk, aliran fluida dingin yang masuk, aliran fluida panasyang keluar ataupun aliran fluida dingin yang keluar(Ekasari, 2014).Untuk energy balance pada heat exchanger dapat dituliskan: – ()(2.13)dimanaadalah laju perubahan terhadap waktu dari energididalam sistem,adalah energi flow yang masuk,adalah energi flow yang keluar pada sistem dan Q(t)adalah heat transfer dari sistem. Sedangkan persamaan energydapat dituliskan pada persamaan 2.14 dan 2.15

19 ( ()( ) (2.14))(2.15)Dimana,adalah flow yang masuk ke dalam Heat Exchanger,adalah temperatur input fluida,( ) adalah temperaturfluida output, danadalah temperatur referensi. Daripenurunan rumus diatas, didapatkan rumus perpindahan panaspada tube and shell sebagai berikut:Shell , , (2.16)Tube tt t, tt t, –(2.17)2.3 TurbinTurbin merupakan sebuah alat yang menghasilkan energilistrik dengan cara memutarkan sudu – sudunya. Sudu pada turbindapat berputar akibat adanya uap super heated yang dihasilkanoleh boiler. Turbin memiliki dua bagian operasional penting yangdigunakan untuk menghasilkan energi listrik, yakni rotor danstator (Chaibakhsh, 2008). Pada bagian pertama adalah bagianturbin yang berputar dinamai rotor atau roda turbin, sedangkanpada bagian kedua adalah bagian yang tidak berputar dinamaistator atau rumah turbin.Pada dasarnya, jenis turbin yang digunakan dalam sistempembangkit merupakan jenis turbin dengan rangkaian yangkompleks. Oleh karena itu, nilai perilaku turbin berdasarkanfungsinya dapat dimodelkan kedalam beberapa jenis subsistemdengan menggunakan nilai perhitungan kesetimbangan massa dankesetimbangan energi yang merupakan bagian daritermodinamika (Chaibakhsh, 2008). Pada sistem dinamis diwakilioleh sejumlah model yang sama untuk setiap sub bagian turbin.Ada banyak model dinamis untuk masing-masing komponen,yaitu hubungan empiris sederhana yang memiliki nilai efisiensiyang tinggi akan menghasilkan energi listrik yang lebih optimal

20dibanding dengan penggunaan turbin dengan efisiensi yangrendah. Sedangkan pemilihan akan jumlah sudu jugamempengaruhi banyaknya energi listrik yang dihasilkan.Gambar 2.5Konfigurasi steam turbin pada sistempembangkit (Doosan Heavy Industries andConstrantion)Proses validasi antara variabel sistem yang dihasilkanterhadap sejumlah parameter dapat menggunakan pendekatan realrespone yang dihasilkan. Selain itu, nilai pendekatan optimasidiperlukan untuk mengetahui model turbin yang dapatmenghasilkan respon yang optimal. Salah satu cara untukmelakukan pendekatan optimasi ini didasarkan pada metode yangdilakukan untuk mengestimasi parameter yang tidak diketahuidari model dengan struktur yang lebih kompleks berdasarkan dataeksperimen.Jenis turbin yang biasanya digunakan dalam sistempembangkit yakni jenis turbin high pressure. Hal ini dikarenakanpada sistem pembangkit tekanan yang digunakan untuk memutarsudu – sudu turbin yakni tekanan tinggi. Proses yang ada didalamturbin high pressure ini adalah tekanan tinggi pada uap akanmasuk turbin melalui bagian nozzle yang dirancang untuk

21meningkatkan kecepatannya. Penurunan tekanan yang dihasilkanoleh nozzle inlet turbin akan membatasi aliran massa melaluiturbin. Hubungan antara aliran massa dan penurunan tekananpada turbin HP dikembangkan oleh Stodola pada tahun 1927(Chaibakhsh, 2008). Hubungan ini kemudian dimodifikasi untukmenyertakan pengaruh suhu inlet sebagai berikut:(2.18)dimana K adalah konstanta yang diperoleh berdasarkan data yangdiambil dari respon turbin. Oleh karena itu, k didefinisikansebagai berikut:λ (2.19)Untuk mengembangkan model dinamis turbin HP maka setiapparameter dari setiap bagian misalkan, tekanan, laju aliran massadan suhu uap pada input dan output harus dipertimbangkan.Hubungan input dan output untuk tekanan uap dan laju aliran uapdidefinisikan dalam pembahasan diatas. Suhu uap yang terdapatpada output turbin dapat diasumsikan dalam hal tekanan uapmasuk dan suhu. Dengan asumsi bahwa ekspansi uap di HPturbin adalah proses adiabatis dan isentropik. Untukmemperkirakan suhu uap pada debit turbin HP denganmenggunakan yang ideal hubungan suhu tekanan gas sebagaiberikut :(2.20)Dimana nilai k adalah polytropic expansion factor.(2.21)

222.4 Steam DrumSteam drum merupakan unit operasi yang berfungsi sebagaimedia penampung air dalam kapasitas yang besar. Selain itu,steam drum juga mampu memisahkan fluida antara fase gas danfase cair setelah pemanasan yang terjadi di dalam boiler (Verma,2013). Kualitas uap yang akan digunakan untuk memutarkanturbin sangat dipengaruhi oleh produk yang dihasilkan oleh unitoperasi ini. Sehingga dalam praktiknya unit operasi steam drumini harus dikendalikan untuk menjaga nilai set point yang akandiinginkan. Pada pengendalian ketinggian air pada steam drumboiler ini, ketinggian air dipertahankan pada ketinggian NWL(Normal Water Level) atau setpoint. Dan temperatur uap jugadipertahankan pada nilai setting yang diinginkan. Apabila terjadisuatu gangguan pada salah satu variabel tersebut maka prosesakan terganggu. Model matematika dari steam drum boilerdibentuk oleh dua variabel yaitu ketinggian air dan temperaturuap.Model matematis yang digunakan dalam desain unit operasisteam drum ini menggunakan persamaan kesetimbangan massa(hukum kontinuitas), yang semua parameter ini menggunakanpertimbangan massa input dan massa output dari bagian steamdrum (Stephanopoulos, 1984). Adapun model matematis yangdigunakan dapat dilihat pada persamaan dibawah ini(2.22)dimana : Laju perubahan massa liquid didalam steam drum Laju perubahan massa vapor didalam steam drum

23 Laju perubahan massa blowdown didalam steamdrum Laju massa water input Laju massa vapor output Laju massa blowdown outputPersamaan matematis 2.2 digunakan untuk mengetahui nilaikesetimbangan massa yang ada didalam unit operasi steam drum.Pada dasarnya nilai kesetimbangan massa didalam unit operasi iniakan tercipta apabila variabel input yang digunakan harus samadengan variabel output yang dihasilkan. Didalam unit operasisteam drum, variabel output yang dihasilkan yakni nilai steamyang digunakan sebagai pemutar turbin dan nilai blowdown yangakan digunakan sebagai masukan dari evaporator. Kedua variabeloutput tersebut saling mempengaruhi satu sama lainnya, kenaikanlevel akan berpengaruh terhadap tekanan steam yang dihasilkan.Oleh karena itu, kedua variabel output tersebut harusdikendalikan agar tercipta nilai kesetimbangan massa didalamsteam drum.Jenis sistem pengendalian utama yang digunakan pada steamdrum, yakni teknik pengendalian level. Hal ini dikarenakan leveldidalam steam drum harus dijaga dalam kondisi tertentu. Apabilalevel didalam steam drum tidak dikendalikan pada level tertentu,maka akan terjadi trip, yakni menurunnya kualitas uap yangdigunakan sebagai pemutar turbin. Oleh karena itu, sistempengendalian yang tepat digunakan untuk mengendalikan steamdrum yakni harus mempertimbangkan nilai kesetimbangan massadan kesetimbangan yang ditunjukkan dalam persamaan dibawahini :(2.23)(2.24)dimana : Kalor yang memasuki steam drum

24 Kalor uap yang dihasilkan dari steam drumKalor blowdown yang dihasilkan dari steam drumMassa yang memasuki steam drumMassa uap yang dihasilkan dari steam drumMassa blowdown yang dihasilkan dari steam drumKalor jenisPerubahan suhuPersamaan 2.23 dan persamaan 2.24 dapat dijelaskan padagambar 2.6 dibawah ini :Gambar 2.6 Kesetimbangan massa dan kesetimbangan energididalam steam drumBerdasarkan persamaan 2.23 dan persamaan 2.24 diketahuibahwa laju kesetimbangan massa dan kesetimbangan energididalam unit operasi steam drum harus dijaga. Kalor yangmemasuki steam drum harus sama dengan jumlah kalor yangmeninggalkan steam drum. Begitu pula dengan massa yangmemasuki steam drum harus sama dengan jumlah massa yangmeninggalkan unit operasi ini pula. Nilai kesetimbangan massadan kesetimbangan energi ini jika tidak tercapai, maka kualitas

25steam yang dihasilkan akan menurun. Oleh karena itu, leveldidalam unit operasi steam drum harus dijaga pada nilai 50%.Jika level didalam unit operasi ini melebihi angka 50% makakualitas uap yang akan dihasilkan masih mengandung sejumlahair, dan hal ini akan menyebabkan kerusakan pada turbin. Namunsebaliknya, jika level didalam steam drum kurang dari 50% makalevel didalam steam drum semakin lama semakin berkurang.Kondisi ini sesuai dengan persamaan 2.24 yang mengatakanbahwa jikayang diberikan selalu tetap, maka seharusnyajumlah daridanharuslah sama dengan jumlahyang telah diberikan. Pada kondisi tertentu jumlahyangdihasilkan lebih besar dariyang dihasilkan, hal inidikarenakan kondisi fraksi stream yang digunakan banyakmengandung uap air, sehingga pemisahan yang terjadi didalamunit operasi steam drum banyak yang menghasilkan uap daripadaair (blowdown). Oleh karena itu akan mengakibatkan jumlah leveldidalam steam drum semakin lama semakin menurun.Terdapat tiga tipe level control system pada steam drum,yaitu single-element, two-element dan three-element levelcontrols (Rajkumar, 2013). Single element control digunakanuntuk mengendalikan level air pada steam drum. Sedangkan twoelement control digunakan untuk mengendalikan level dantekanan pada steam drum. Pada dasarkan sigle element maupuntwo element control sulit mempertahankan nilai heat and massbalanced pada steam drum, sehingga pada penelitian ini yangakan dibahas adalah three-element level control, yang sesuaiuntuk aplikasi power system dimana perubahan bebannya tinggi,terus-menerus dan tidak dapat diprediksi. Three controll elementmerupakan jenis strategy control yang tepat untuk diterapkanpada unit operasi steam drum, hal ini dikarenakan denganpemasangan starategy control ini mampu mempertahankan nilaikesetimbangan massa dan kesetimbangan energi pada unit operasisteam drum. Pada Gambar 2.7 dibawah ini menunjukkanarsitektur pemasangan strategy control three control element padasistem pengendalian di steam drum.

26Gambar 2.7Three control element Pada Steam DrumProses yang ada didalam unit operasi steam drum adalahpada saat pendidihan air dalam steam drum, steam menghasilkanproduk berupa steam bubbles yang terbentuk diantarapenghubung steam/water level. Steam bubbles tersebut memilikivolume dan karenanya dapat memunculkan kekeliruan mengenaiwater level yang sebenarnya di dalam drum. Pengaruh lainnyayang terjadi adalah perubahan pressure dalam drum. Karenasteam bubbles ditekan oleh pressure (jika perubahan pressureakibat dari steam demands), pada kondisi masing-masing steambubbles akan mengembang atau menyusut terhadap perubahanpressure tersebut. Steam demand yang tinggi akan mengakibatkanpressure di dalam steam drum menurun, akibatnya steam bubblesakan mengembang untuk menampilkan water level tinggi padahalsebenarnya tidak (low). Fiksi dari tingginya water level inimeyebabkan feedwater input untuk shut down, padahal pada saattersebut suplai air justru sangat dibutuhkan. Peningkatan waterlevel hasil dari penurunan pressure disebut ‘swell’, dan sebaliknyapenurunan water level yang disebabkan oleh peningkatanpressure disebut ‘shrink’ (Lawrence, 2013).Oleh karena itu,penggunaan three-element control pada steam drum s

proses yang ada didalam unit operasi superheater ini adalah steam saturated dari steam drum dimasukkan ke inlet header superheater dengan sambungan, kemudian ke superheater temperatur yang lebih rendah, selanjutnya ke desuperheater