Transcription

RAGAM HIAS PADA MASJID BESAR TAQWATOMPONG DI KABUPATEN BANTAENGSKRIPSIDiajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna MengikutiUjian Skripsi pada Program Studi Pendidikan Seni Rupa FakultasKeguruan dan Ilmu PendidikanUniversitas Muhammadiyah MakassarOLEHIQBAL DANIALNIM 10541013909PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR2014

ABSTRAKIQBAL DANIAL. 105410013909. 2014. “Ragam Hias Masjid Besar TaqwaTompong di Kabupaten Bantaeng ”. Skripsi. Jurusan Seni Rupa. FakultasPendidikan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Makassar.Penelitian ini dapat memberikan gambaran yang jelas, benar, dan lengkap, tentangRagam Hias Masjid Besar Taqwa Tompong di Kabupaten Bantaeng . Metode yangdigunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penganalisasian datadilakukan dengan cara yaitu hasil observasi (pengamatan), wawancara (interview),dokumentasi (foto) dikumpulkan lalu diadakan kategorisasi data denganmerangkum data-data yang dianggap penting, kemudian disusun menjadi bagianbagian untuk diperiksa kebenarannya dan selanjutnya diadakan penafsiran data.Berdasarkan hasil penelitian tentang Ragam Hias Masjid Besar Taqwa Tompong diKabupaten Bantaeng Bentuk Struktur Bangunan Masjid Besar Taqwa Tompongmempunyai ciri-ciri : Atapnya berbentuk Tumpang tiga, di dalam masjid terdapatempat buah soko guru yang befungsi sebagai tiang penyangga utama mempunyaiempat tiang yang sebagai penyangga, Mempunyai lima pintu menandakan limaRukun Islam dan mempunyai enam jendela menandakan enam Rukun Imam.Ragam hias yang terdapat pada Masjid Besar Taqwa Tompong, terutamaditempatkan pada bagian pintu utama, mimbar dan tangga sebagai elemen estetispada unsur-unsur bangunan Masjid Besar Taqwa Tompong.Ragam hias yangterdapat pada Masjid Besar Taqwa Tompong ialah berupa Ragam Hias MotifGeometris ( Ragam Hias Kenau, Belo-belo Massulapa). Ragam Hias OrganisLodung dan Bunga Parenreng dan Ragam Hias Kaligrafi. Makna Simbolik RagamHias Masjid Besar Taqwa Tompong ialah Penerapan ragam hias geometris Kenaupesan agar selalu giat dalam bekerja dan tidak pernah mengenal kata bermalasmalasan, sesuai dengan ungkapan siapa cepat siapa dapat dan sebagai simbolketabahan ini mencerminkan sifat yang keras, religius dan juga memiliki sifat-sifatkonstruktif. Penerapan Ragam Hias Belo-belo massulapa ini mencerminkan konsepsuku Bugis, asal manusia berasal dari empat unsur yakni tanah, air, api dan angin.Keempat unsur inilah yang merupakan pembentuk manusia sempurna. PenerapanRagam hias Lodung mencerminkan symbol harga diri ( siri’na pesse), yaitu sebagaisikap kesabaran dan sifat selalu tunduk, taat dan merendahkan diri, PenerapanRagam Hias Bunga Parenreng bermakna sebagai keteguhan (agettengeng) danusaha (reso) yaitu kesuburan, kemakmuran, kemuliaan, kedamaian dan keabadianyang tidak akan putus bagaikan menjalarnya bunga parenreng tersebut Sedangkankaligrafi yang berlafadzkan Dzikir, berupa puji-pujian yaitu suatu cara atau mediauntuk menyebut dan mengingat nama Allah.

KATA PENGANTARAssalamu Alaikum Wr.Wb.Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telahmemberikan hidayah-Nya, sehingga jiwa ini tidak henti bertahmid atas anugerahyang dilimpahkan dan penulis dapat merampungkan proposal ini sebagai salah satusyarat akademik untuk mengikuti ujian skripsi pada Program Studi Pendidikan SeniRupa Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas MuhammadiyahMakassar dengan judul “Ragam Hias Pada Mesjid Besar Taqwa Tompong DiKabupaten Bantaeng”.Saat penulisan Skripsi ini, penulis kadang mendapat hambatan dantantangan, mulai dari perencanaan hingga penyelesaian penyusunan. Hal inidisebabkan oleh keterbatasan kemampuan dan kekurangan literatur pendukungyang penulis dapatkan, namun atas hidayah, petunjuk, dan mitovasi serta bantuandari berbagai pihak sehingga hambatan-hambatan tersebut dapat teratasi danakhirnya skripsi ini dapat diselesaikan.Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Untuk itupenulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat konstruktif demiperbaikan dan kesempurnaan pada penulisan selanjutnya. Olehnya itu penulismenyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikanbantuannya dalam penyelesaian skripsi ini.ix

Terutama kepada bapak Drs Ali Ahmad Muhdy.M.Pd dan Meisar AshariS.Pd. M.Sn selaku dosen pembimbing I dan pembimbing II yang telah memberikanbimbingan, arahan serta motivasi sejak awal penyusunan skripsi hingga selesai.Tidak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada;1. diyah Makassar,2. Bapak Dr. A. Sukri Syamsuri, M.Hum., Dekan Fakultas Keguruan danIlmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar,3. Bapak Andi Baetal Mukaddas, S.Pd, M.Sn. Ketua Prodi Pendidikan SeniRupa Universitas Muhammadiyah Makassar,4. Kepada dosen-dosen Pendidikan Seni Rupa yang telah memberikandukungan dan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini sehingga berjalandengan lancar,5. Khususnya kepada kedua orang tua yang tulus memberikan dukungandalam penyelesaian skripsi ini,6. Kepada saudara-saudaraku, Ike Yuniarty, Dahrir Danial, Dirham,Irwansya Danial. Yang telah memberikan dukungan dalam penyelesaianSkripsi ini.7. Kepada adek tercinta Astrik yang telah memberikan dukungan dalampenyelesaian skripsi ini.8. Segenap rekan-rekan mahasiswa Pendidikan Seni Rupa khususnyaangkatan 2009 yang telah mendukung kelancaran dan penyelesaianskripsi ini.x

9. kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam kelancaranpenyusunan skripsi ini. Semoga bantuan dan dukungannya mendapatbalasan yang setimpal dari Allah SWT.Makassar, 13 November 2014Penulisx

MOTTO DAN PERSEMBAHANJangan Selalu Katakan “Masih Ada Waktu” Atau “Nanti Saja”.Lakukan Segera,Gunakan Waktumu Dengan Bijak.Kuprsembahkan karya ini buatKedua orang tuaku, saudaraku dan teman-temanAtas keikhlasan dan doanya yang selama ini memberikan dukunganSehingga penulis dapat mewujudkan harapan ini jadi kenyataanvi

DAFTAR ISIHalamanHALAMAN JUDUL .iLEMBAR PENGESAHAN .iiPERSETUJUAN PEMBIMBING .iiiSURAT PERNYATAAN .ivSURAT PERJANJIAN .vMOTTO DAN PERSEMBAHAN.viABSTRAK. viiKATA PENGANTAR . viiiDAFTAR ISI .ixDAFTAR SKEMA.xDAFTAR TABEL.xiDAFTAR GAMBAR . xiiDAFTAR LAMPIRAN. xiiiI PENDAHULUAN .1A. Latar Belakang .1B. Rumusan Masalah .4C. Tujuan Penelitian .5D. Manfaat Hasil Penelitian .5II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR .7A. Tinjauan Pustaka.71. Pengertian bentuk.82. Pengertian Struktur Bangunan .93. Pengertian Mesjid . 104. Pengertian Ragam Hias. 125. Pengertian Pola dan Motif Ragam Hias . 13xi

6. Pengertian Makna . 30B. Kerangka Pikir . 32III METODE PENELITIAN. 34A. Jenis dan Lokasi Penelitian1. Jenis Penelitian . 342. Lokasi Penelitian . 34B. Variabel dan Desain Penelitian1. Variabel Penelitian . 352. Desain Penelitian . 36C. Definisi Operasional Variabel . 37D. Objek Penelitian. 37E. Teknik Pengumpulan Data . 38D. Teknik Analisis Data. 39BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . 40A. Hasil Penelitian . 401. Bentuk Struktur Masjid. 402. Bentuk Ragam Hias . 413. Makna Simbolik Ragam Hias . 41B. Pembahasan . 421. Bentuk Struktur Bangunan Masjid Besar Taqwa Tompong . 422. Bentuk Ragam Hias Yang Diaplikasikan Pada Masjid BesarTaqwa Tompong . 503. Makna Simbolik Ragam Hias . 56BAB V KESIMPULAN DAN SARAN . 64A. Kesimpulan . 65B. Saran . 66DAFTAR PUSTAKA . 67xii

DAFTAR SKEMAGambar SkemaHalamanSkema 1. Kerangka Pikir . 40Skema 2. Desain Penelitian. 43xiii

DAFTAR TABELTabelHalamanUraianTabel 1.1. Bentuk Detail Ragam Hias Pada Bangunan Masjid Besar TaqwaTompon. . 34xiv

DAFTAR GAMBARGambarUraianHalamanGambar 1. Ragam Hias Geometris (Abdul Kadir dan Gustami SP, 1980 : 13). 26Gambar 2. Ragam Hias Polygonal (Abdul Kadir dan Gustami SP, 1980 :40 ) . 27Gambar 3. Ragam Hias Motif Segi empat ( dokumentasi: http://www.t1.gstatic.com 201349) . 27Gambar 4 Motif Hias Swastika (dokumentasi: http:// www.t1.gstatic.com 201349) 27Gambar 5. Motif Hias Pilin (dokumentasi: http:// www.t1.gstatic.com 201349) . 28Gambar 6. Motif Hias Meander (dokumentasi: http:// www.t1.gstatic.com 20134) 28Gambar 7. Motif Hias Tumbuhan Sulur (www.puticayo.blogspot.com2011 ) . 29Gambar 8. Motif Hias Matahari ( www.Seni Rupa.blogspot.com 2009 ) . 30Gambar 9. Motif Hias Bintang (www.Seni Rupa.blogspot.com 2009) . 31Gambar 10. Motif Hias Kaligrafi ( Documentasi Iqbal Danial 2014) . 32Gambar 11. Gambar Peta Lokasi (Arsip Kantor Kecamatan Bantaeng 2014) . 34Gambar 12. Gambar Masjid Besar Taqwa Tompong (Dokumentasi Iqbal Danial2014. 40Gambar 13. Gambar Atap (Dokumentasi Iqbal Danial 2014 . 44Gambar 14. Gambar Guci Zaman Dinasti Ming Masjid (Dokumentasi Iqbal Danial2014. 44Gambar 15. Gambar Tiang( soko guru) Masjid (Dokumentasi Iqbal Danial 2014 45xv

Gambar 16. Gambar Pintu Masjid (Dokumentasi Iqbal Danial 2014. 46Gambar 17. Gambar MimbarMasjid (Dokumentasi Iqbal Danial 2014 . 46Gambar 18 Gambar Jendela Masjid (Dokumentasi Iqbal Danial 2014). 47Gambar 19. Motif Ragam Hias Kenau (Dokumentasi Iqbal Danial). 50Gambar 20. Motif Ragam Hias Belo-belo Bunga Massulapa (Dokumentasi IqbalDanial). 51Gambar 21. Motif Ragam Hias Colli’Paku (Dokumentasi Iqbal Danial) . 52Gambar 22. Motif Ragam Hias Bunga Parenreng (Dokumentasi Iqbal Danial) . 53Gambar 23. Motif Ragam Hias Kaligrafi (Dokumentasi Iqbal Danial). 54Gambar 24. Motif Ragam Hias Kenau (Dokumentasi Iqbal Danial). 55Gambar 25. Motif Ragam Hias Belo-beloBunga Massulapa (Dokumentasi IqbalDanial). 56Gambar 26. Motif Ragam Hias Colli’Paku (Dokumentasi Iqbal Danial) . 58Gambar 27. Motif Ragam Hias Bunga Parenreng (Dokumentasi Iqbal Danial) . 59Gambar 28. Motif Ragam Hias Kaligrafi (Dokumentasi Iqbal Danial). 60xvi

DAFTAR LAMPIRANLampiranUraianHalamanLampiran 1. Format Wawancara. 70Lampiran 2. Kartu Kontrol Bimbingan Skripsi . 71Lampiran 3. Surat Izin Penelitian LP3M . 72Lampiran 4. Surat Izin Penelitian Pemerintah Kabupaten Bantaeng. 73xvii

1BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangBangsa Indonesia terdiri dari banyak suku bangsa yang tersebar dariSabang sampai Merauke, terdiri atas berbagai daerah dan suku-suku yanghampir pada setiap daerah tersebut terdapat situs peninggalan seperti masjidmasjid tua. Salah satu peninggalan raja-raja yang masih bisa kita jumpai danmasih terpelihara sampai saat ini yaitu Masjid Besar Taqwa Tompong. Salahsatu hasil kesenian yang bisa kita lihat ialah ragam hias pada Masjid BesarTaqwa Tompong. Keberadaan masjid-masjid di Indonesia cukup menonjoldan hampir seluruh nusantara. Hasil kesenian tersebut ternyata hinggasekarang masih hidup dan terpeliharah.Pelestarian warisan budaya daerah yang bersifat fisik melalui berbagaiupaya, seperti kegiatan perlindungan, pemeliharaan dan penyelamatanmerupakan salah satu wujud kepedulian dalam arti mengembangkankebudayaan lokal maupun kebudayaan nasional, termasuk di dalamnya ragamhias pada Masjid Besar Taqwa Tompong. Pentingnya kegiatan perlindungandan penyelamatan situs cagar budaya tersebut, karena di samping sebagaipelestarian warisan budaya juga sebagai upaya dalam memupuk rasakebangsaan serta memperkokoh kesadaran jati diri bangsa. Selain itu, warisanbudaya juga mempunyai arti yang sangat penting dalam kajian ragam hias1

2dalam rangka memajukan kebudayaan bangsa sekaligus sebagai bagian yangintegral dari pembangunan nasional.Arsitektur Masjid Besar Taqwa Tompong merupakan saksi dan buktipeninggalan fisik atas kekayaan budaya Sulawesi Selatan. Eksistensinyatermasuk ragam hiasnya adalah peninggalan arkeologi dan juga sebagaitonggak sejarah bagi masyarakat setempat. Untuk bisa mengungkap nilaiesensi yang terkandung di dalamnya, maka penting diadakan penelitian bentukdan ragam hias Masjid Besar Taqwa Tompong agar dapat memahamimaknanya secara fundamental dan komprehensif.Pada penelitian yang akan dilakukan, objek kajiannya akan difokuskanpada bentuk ragam hias atau ornamen pada Masjid Besar Taqwa Tompongtersebut. Tulisan ilmiah yang akan dibuat berdasarkan hasil ragam hias padasitus Masjid Besar Taqwa Tompong di Kabupaten Bantaeng masih sangatlangka jika dibandingkan dengan daerah-daerah lainnya di Indonesia. Jikakegiatan penulisan mengenai bagaimana struktur bangunan, bentuk dan maknaragam hias Masjid di Kabupaten Bantaeng juga diaktifkan, maka diharapkandapat menambah informasi tentang kajian ragam hias yang tentunya akansangat bermanfaat dalam menambah wawasan dan pengetahuan mengenaisumber-sumber ragam hias lokal, terutama bagi siswa-siswa sekolah umumdan khususnya bagi mahasiswa Seni Rupa. Apalagi penulis adalah salahseorang mahasiswa Seni Rupa penting untuk mengenal lebih jauh tentangpeninggalan-peninggalan ragam hias di Sulawesi Selatan, dapat dijadikansebagai sumber informasi bagi kalangan masyarakat untuk meningkatkan

3kecintaan terhadap peninggalan warisan budaya bangsa. Adapun alasanmengapa penulis tertarik dan termotivasi untuk melakukan penelitian terhadappermasalahan ini karena bentuk bangunannya yang unik dan ke tiga unsurarsitek di dalamnya termasuk unsur lokal Bugis, Jawa, dan Islam. Unsur lokalBugis terlihat pada struktur bangunan masjid secara keseluruhan yang terdiriatas tiga susun yang mengikuti konsep rumah panggung. Unsur Jawa terlihatpada bagian atap, yang dipengaruhi oleh atap rumah joglo Jawa yangberbentuk piramida bertumpuk tiga. Unsur Hindu terlihat pada denah masjidyang berbentuk segi empat yang dipengaruhi oleh konstruksi candi.Sedangkan unsur Islam terlihat pada Tiang masjid, yaitu terdapat empat tiangbeton yang berbentuk tegak, yang melambangkan empat sahabat NabiMuhammad Saw, yaitu Abu Bakar As Siddiq, Umar Bin Khattab, Usman binAffan, dan Ali Bin Abu Thalib Selain itu, langit-langit masjid yang memiliki17 balok rangka menandakan 17 rakaat sholat lima waktu.Selain itu masjid inipunya 5 pintu. Artinya lima rukun islam, dan enam jendela, yaitu enam rukunimam.sejak dibangun filosofis tersebut tidak pernah diubah .Alasan lainnya yang melandasi pentingnya penelitian ini didasarkanatas masih berdiri tegaknya guci zaman Dinasti Ming dan al-Quran tua yangayat-ayatnya ditulis tangan pertimbangan bahwa meskipun telah ada studiyang dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu mengenai masjid tua tersebut,namun penelitian ini yang secara khusus memfokuskan pada pengkajianRagam Hias pada Masjid Besar Taqwa Tompong di Kabupaten Bantaeng.

4Masjid Besar Taqwa Tompong merupakan masjid peninggalan KerajaanBantaeng, Sulawesi Selatan. Yang dibangun pada tahun 1885. Menurutmasyarakat se tempat bahwa situs Masjid Besar Taqwa Tompong memilikimakna tersendiri bagi masyarakat Bantaeng karena di dalamnya terkandungnilai-nilai histori yang memiliki arti penting bagi kehidupan budayamasyarakat Bantaeng, termasuk di dalamnya latar belakang sosial-budaya,agama kepercayaannya, teknologi, dan lain sebagainya. Semua itu menarikuntuk dikaji guna menelusuri makna esensinya.B. Rumusan MasalahRuang lingkup permasalahan penelitian ini meliputi aspek-aspek yangterkait dengan tipologi masjid beserta ornamennya. Pokok penelitian dalampenelitian ini difokuskan pada pengkajian ragam hias serta bentuknya.Berdasarkan ruang lingkup permasalahan tersebut, maka dapat dirumuskanmasalah sebagai berikut:1. Bagaimanakah bentuk struktur bangunan Masjid Besar TaqwaTompong di Kabupaten Bantaeng.2. Bagaimanakah bentuk ragam hias pada Masjid Besar TaqwaTompong di Kabupaten Bantaeng.3. Bagaimanakah makna simbolik ragam hias pada Masjid Besar TaqwaTompong di Kabupaten Bantaeng.

5C. Tujuan PenelitianBerdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telahdikemukakan di atas dapat ditetapkan tujuan penelitian sebagai berikut:1. Untuk mendeskripsikan bentuk struktur bangunan Mesjid BesarTaqwa Tompong di Kabupaten Bantaeng.2. Untuk mendeskripsikan bentuk ragam hias pada Mesjid Besar TaqwaTompong di Kabupaten Bantaeng.3. Untuk mendeskripsikan Makna simbolik ragam hias pada MesjidBesar Taqwa Tompong di Kabupaten Bantaeng.D. Mamfaat Hasil PenelitianMelalui penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penelititerutama juga semua objek yang berkaitan. Manfaat yang dimaksud, diantaranya:1. Sebagai bahan informasi budaya masyarakat luas tentang keberadaanMasjid Tua Taqwa Tompong guna mengkaji nilai-nilai budaya yangterkandung di dalamnya. Dan dapat dijadikan sebagai sumberinformasi budaya, khususnya bagi pemerhati peninggalan budayadalam rangka pelestarian kebudayaan bangsa.2. Dapat menumbuhkan dan meningkatkan apresiasi masyarakatsetempat, khususnya bagi generasi muda guna untuk meningkatkankecintaan terhadap peninggalan warisan budaya bangsa.

63. Sebagai bahan referensi bagi pembaca untuk mengenal lebih jauhtentang keberadaan peninggalan ragam hias tersebut, terutama bagimereka yang ingin melakukan pengkajian lebih jauh terhadap situsmasjid Tua Taqwa Tompong di Kota Bantaeng.4. Dapat mendorong serta memupuk kreativitas untuk menumbuhkanide-ide baru dalam menciptakan ragam hias pada masyarakatsetempat.5. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan untuk diri sendiriterutama dalam hal sumber ragam hias lokal.

7BAB IITINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIRA. Tinjauan PustakaDalam tinjauan pustaka ini akan memuat teori berupa definisi atauprinsip-prinsip yang berhubungan dengan variabel penelitian ini. Tinjauanpustaka dibuat agar dapat diuraikan beberapa pengertian untuk menemukanpemecahan masalah yang dikemukakan di atas, dibutuhkan teori untukmenganalisis sehubungan dengan judul permasalahan yang akan diteliti.1. Pengertian BentukPada dasarnya apa yang dimaksud dengan bentuk adalah merupakantotalitas dari pada karya seni itu sendiri ( Meisar Ashari 2013 : 66 ). Hampirsama dengan arti dan makna bentuk menurut Leksikon Grafika yaitu macamrupa atau wujud, seperti bundar elips, bulat segi empat dan lain sebagainya.Sedangkan Plato mengemukakan bahwa rupa atau bentuk merupakan bahasadunia yang tidak dirintangi oleh perbedaan-perbedaan seperti terdapat dalambahas kata-kata.Kata bentuk dalam seni rupa diartikan sebagai wujud yang terdapatdialam dan tampak nyata. Sebagai unsur seni, bentuk hadir sebagaimanifestasi fisik dari objek yang dijiwai yang disebut juga sebagai sosok(dalam bahasa inggris disebut form). Misalmya membuat bentuk manusia,binatang, dan lain sebagainya. Ada juga bentuk yang tidak dijiwai atau secara7

8kebutuhan (dalam bahasa inggris disebut shape) yang dipakai juga dengankata wujud atau raga (http//updatecampuran.blogspot.com).a. Fungsi bentukPada karya seni rupa, bentuk diciptakan sesuai dengan kebutuhanpraktis, seperti membuat bentuk kursi untuk diduduki. Dalam halini bentuk yang dicipta sesuai dengan fungsinya (functional form).b. Jenis/sifat bentuk-Bentuk organik, yaitu bentuk pada karya seni rupa yangmengingatkan pada bentuk makluk hidup, seperti manusia,binatang dan tumbuh-tumbuhan.-Bentuk dwi-matra, yaitu bentuk pada karya seni rupa yang terbataspada bidang, bentuk yang mempunyai ukuran panjang dan lebar,seperti bentuk pada gambar dan lukisan.-Bentik tri-matra, yaitu bentuk yang memiliki ukuranpanjang,lebar dan tinggi, seperti bentuk patung dan bangunan-Bentuk diam dan bergerak (statis dan kinetis) seperti pada patungdan mobil.-Bentuk berirama (ritmis).-Bentuk agung dan abadi (monumental)

92. Pengertian Struktur BangunanStruktur adalah tata ukur, tata hubung, tata letak dalam suatu sistemyang membentuk satuan kerja. Dalam ilmu asitektur, sturktur berhubungandengan system penyaluran atau distribusi gaya-gaya eksternal maupun internalke dalam bumi sedangkan Bangunan adalah struktur buatan manusia yangterdiri atas dinding dan atap yang didirikan secara permanen di suatu tempat.Bangunan juga biasa disebut dengan rumah dan gedung, yaitu segala sarana,prasarana atau infrastruktur dalam kebudayaan atau kehidupan manusia dalammembangun peradabannya. Bangunan memiliki beragam bentuk, ukuran, danfungsi, serta telah mengalami penyesuaian sepanjang sejarah yang disebabkanoleh beberapa faktor, seperti bahan bangunan, kondisi cuaca, harga, kondisitanah, dan alasan estetika.Bangunan mempunyai beberapa fungsi bagi kehidupan manusia, terutamasebagai tempat berlindung dari cuaca, keamanan, tempat tinggal, privasi,tempat menyimpan barang, dan tempat bekerja. Suatu bangunan tidak bisalepas dari kehidupan manusia khususnya sebagai sarana pemberi rasa amandan nyaman.

103. Pengertian MesjidDalam Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Buku Pustakadijelaskan bahwa mesjid adalah rumah atau tempat bersembahyang orangIslam. Dalam pengertian sehari-hari, mesjid merupakan bangunan tempatshalat kaum muslim. Tetapi, karena akar katanya mengandung makna tundukdan patuh, hakikat mesjid adalah tempat melakukan segala aktivitas yangmengandung kepatuhan kepada Allah SWT. semata.Adapun mesjid (masjidun) mempunyai dua arti, arti umum dan artikhusus. Mesjid dalam arti umum adalah semua tempat yang digunakan untuksujud dinamakan mesjid, oleh karena itu kata Nabi Muhammad Saw, AllahSWT. Menjadikan bumi ini sebagai mesjid. Sedangkan mesjid dalam artikhusus adalah tempat atau bangunan yang dibangun khusus untukmenjalankan ibadah, terutama salat berjamaah. Pengertian ini juga mengerucutmenjadi, mesjid yang digunakan untuk shalat jum’at disebut mesjid Jamikarena salat jum’at diikuti oleh banyak orang maka mesjid biasanya besar.Sedangkan mesjid yang hanya digunakan untuk shalat lima waktu, biasanyadiperkampungan, bisa juga dikantor atau tempat umum, dan biasanya tidakterlalu besar atau bahkan kecil sesuai dengan keperluan, disebut mushollah,artinya tempat shalat.a. Ciri Khas Mesjid Tua di IndonasiaPada umumnya mesjid-mesjid kuno di Indonasia, khususnya di Jawamerujuk pada arsitektur yang sudah dikenal sejak masa pra-Islam. Namun bila

11dilihat dari segi fungsionalnya banyak memiliki persamaan dengan mesjidmesjid di dunia Islam pada umumnya.Nanang, Sapto (1995) mengemukakan bahwa Mesjid kuno diIndonesia pada umunya menampilkan sosok Arsitektur yangberadaptasi dengan budaya setempat. Misalnya dengan ciri ataptumpang, pada puncak mesjid terdapat hiasan antara lain berbentukmahkota, bulan bintang, tulisan Allah dan sebagainya yang sekaligusmakna tertentu. Hiasan mahkota misalnya melambangkan cita-citaperkembangan islam. Lambang ini muncul pada masa khalifah UmarBin Khattab yang ketika itu disekitar laut tangah dianggap sebagaipusat peradaban dunia. Jika kawasan itu dijadikan titik sentralkemudian ditarik garis lengkung dari Eropa sehingga seluruh kawasanAsia akan membentuk bulan sabit.Berdasarkan kedudukannya, bangunan masjid di Indonesia ada yangdijuluki mesjid Jami, mesjid Raya, dan mesjid Agung. Mesjid jami dan mesjidraya berarti mesjid yang terpenting dalam suatu wilayah. Sedangkan MesjidAgung biasanya memiliki kaitan dengan suatu kesultanan atau kerajaan Islam.Mengenai atap yang bertingkat, rupanya dapat diwakili oleh bangunanJawa lainnya, yang disebut rumah joglo. Tipe atap rumah joglo ini menjadibenih Bari atap tumpang pada mesjid. Alasan estetika kemudian menjadikanbentuk atap rumah pada mesjid memakai bentuk tingkat untuk mengimbangiukuran ruangnya yang besar.b. Struktur MesjidMesjid-mesjid di Indonesia pada umumnya memiliki sejumlahkomponen, yaitu kubah, menara, mimbar dan mihrab tetapi ada juga masjidtua yang tidak memiliki kubah, misalnya pada bangunan mesjid yang

12memiliki joglo. Selain itu, pada beberapa masjid tua di Indonesia umumnyamemiliki beduk.4. Pengertian Ragam HiasRagam hias hadir dalam kehidupan masyarakat sebagai media ungkapyang dihadirkan dalam bentuk visual bahkan pada masyarakat tertentu ragamhias itu mempunyai arti simbolis, bukan hanya sekedar pelengkap rasakeindahan saja. Makna simbolis berlaku secara sah di dalam masyarakat danpemangkunya. Masa lampau telah memberi kita satu gambaran tentang apadan yang mana karya-karya itu berada serta dibuat secara pribadi atau olehmasyarakat.Ragam hias atau ornamen berasal dari bahasa latin Ornare yang berartimenghiasi. Secara etimologi, ragam hias terdiri atas dua suku kata yakni“ragam” dan “hias” yang masing-masing memiliki arti yang berbedaRagam hias adalah bentuk dasar hiasan yang biasanya akan menjadipola yang diulang-ulang dalam suatu karya kerajinan atau seni. Karya inidapat berupa tenunan, tulisan pada kain misalnya batik, songket, ukiran, ataupahatan pada kayu/batu. Ragam hias dapat distilisasi (stilir) sehinggabentuknya bervariasi. Variasi ragam hias biasanya khas untuk suatu unitbudaya pada erah tertentu, sehingga dapat menj adi petunjuk bagi parasejarahwan atau arkeolog.

13Gustami, SP (1987: 19) berpendapat bahwa : Ragam hias adalah tiapbentuk yang merupakan komponen produk seni yang ditambahkan atausengaja dibuat untuk tujuan sebagai hiasan atau untuk menambahindahnya suatu barang sehingga lebih bagus dan menarik. Ragam hiasyang dimaksud menurut definisi tersebut adalah sesuatu yangditambahkan secara estetis pada struktur bentuk atau fungsi suatuobjek, dapat berupa lukisan atau ukiran guna menambah nilai estetispada benda-benda tertentu.Perkembangan hias-menghias tidak terlepas dari pola dan motifsemakin jel

ABSTRAK IQBAL DANIAL. 105410013909. 2014. “Ragam Hias Masjid Besar Taqwa Tompong di Kabupaten Bantaeng ”. Skripsi. Jurusan Seni Rupa. Fakultas Pendidikan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Makassar. Penelitian ini dapat memberikan gambaran yang jelas, benar, dan lengkap, tentang