Transcription

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DANKEMATANGAN DIRI DENGAN PENGELOLAANKONFLIK PADA REMAJA AKHIRSKRIPSIDiajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-SyaratGuna Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)Pada Fakultas Ushuluddin dan Studi AgamaOlehMONICA AFRILLA1431080073Program Studi : Psikologi IslamFAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMAUNIVERSITAS ISLAM NEGERIRADEN INTANLAMPUNG1440/2018 M1

2HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DANKEMATANGAN DIRI DENGAN PENGELOLAANKONFLIK PADA REMAJA AKHIRSKRIPSIDiajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-SyaratGuna Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)Pada Fakultas Ushuluddin dan Studi AgamaOlehMONICA AFRILLA1431080073Program Studi : Psikologi IslamPembimbing 1 : A. Retnoriani, S. Psi., M, Si.Pembimbing 2 : Khoiriya Ulfa, MAFAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMAUNIVERSITAS ISLAM NEGERIRADEN INTANLAMPUNG1440/2018 M

3PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIANYang bertandatangan di bawah ini:Nama: Monica AfrillaNPM: 1431080073Program Studi: Psikologi IslamMenyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul “HubunganAntara Kecerdasan Emosi dan Kematangan Diri Dengan Pengelolaan KonflikPada Remaja Akhir” merupakan hasil karya peneliti dan bukan plagiasi dari karyaorang lain. Apabila dikemudian hari ditemukan adanya plagiasi, maka penelitibersedia menerima konsekuensi sesuai aturan yang berlaku di Universitas IslamNegeri Raden Intan Lampung.Bandar Lampung, Juli 2018Yang Menyatakan,Monica Afrilla1431080073

4ABSTRAKHUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DANKEMATANGAN DIRI DENGAN PENGELOLAANKONFLIK PADA REMAJA AKHIROlehMonica Afrilla1431080073Pengelolaan konflik adalah kemampuan seseorang dalam mengelola konflikyang sedang terjadi yang disebabkan oleh ketidakcocokan antara dua orang ataulebih dalam suatu hubungan dengan orang lain. Seseorang remaja mampumengelola konflik yang terjadi, dengan dipengaruhi oleh kecerdasan emosi danjuga kepribadian diri yang matang. Remaja yang memiliki kecerdasan emosiyang baik dapat menentukan dengan tepat kapan dan sejauh mana perlu terlibatdalam masalah sosial, serta dapat memberikan jalan keluar atau solusi yangdiperlukan. Selain itu remaja yang memiliki kematangan diri yang baik bisamenyelesaikan dan meminimalkan konflik yang terjadi baik didalam maupundiluar dirinya.Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui hubungan kecerdasanemosi dan kematangan diri dengan pengelolaan konflik pada remaja akhir diFakultas Ushuluddin dan Studi Agama UIN Raden Intan Lampung. Penelitin inimenggunakan metode penelitian kuantitatif dengan subjek penelitian mahasiswadan mahasiswi Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama UIN Raden Intan Lampungsebanyak 70 mahasiswa yang diambil dengan menggunakan teknik probabilitysampling. Alat ukur yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian iniadalah menggunakan skala kecerdasan emosi yang terdiri dari 54 aitem (rxy 0,656), skala kematangan diri yang terdiri 30 aitem (rxy 0, 656) dan skalapengelolaan konflik terdiri dari 21 aitem (rxy 0,828).Hipotesis dalam penelitian ini ada tiga yaitu hubungan antara kecerdasanemosi dengan pengelolaan konflik pada remaja akhir, hubungan antarakematangan diri dengan pengelolaan konflik pada remaja akhir, dan hubunganantara kecerdasan emosi dan kematangan diri dengan pengelolaan konflik padaremaja akhir. Dalam penelitian ini menggunakan teknik pengupulan data skalakecerdasan emosi, skala kematangan diri, dan skala pengelolaan konflik. Analisisdata yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda.Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikanantara kecerdasan emosi dan kematangan diri dengan pengelolaan konflik.Kecerdasan emosi diperoleh nilai p 0,000, adanya hubungan signifikan antarakecerdasan emosi dengan pengelolaan konflik. Kematangan diri di peroleh nilai p 0,000, adanya hubungan antara kematangan diri dengan pengelolaan konflik.Kata kunci : pengelolaan konflik, kecerdasan emosi, kematangan diri

5PEDOMAN TRANSLITERASIMengenai TransliterasiArab-Latin ini digunakan sebagai pedoman SuratKeputusan Bersama (SKB) Menteri Agama dan Menteri Pendidikan danKebudayaan Nomor 158 Tahun 1987 dan Nomor 0543b/U/1987, sebagai berikut :1. KonsonanArab Latin Arab Latin Arab Latin ﺍ A ﺫ Dz ﺏ B ز R ﻅ ﻉ Arab LatinZh ﻡ M„ ﻥ N(Komaterbalikdi atas) ﻭ W ﻩ H ﻋ (Apostrof,tetapitidakdilambangkanapabilaterletakdi awal kata) ﻱ Y ﺕ T س Z ﺙ Ts ﺱ S ﻍ Gh ﺝ J ﺵ Sy ﻑ F ﺡ ﺥ H ﺹ Sh ﻕ QKh ﺽ Dh ﻙ KD ﻁ Th ﻝ L ﺩ 2. VokalVokalPendekA----- -- - I ﻭ -----UContohVokalPanjangContohVokalRangkapَ َجد ََﻝ ا Ȃَ ار َََ س َ ﻱ Aiَ َس ِذ َﻝ ﻱ Ȋَ قِي َل َ ﻭ Auَ َﺫ ِك َز ﻭ Ȗَ يَجُو َر

63. Ta MarbutahTa marbutah yang hidup atau mendapat harakat fathah, kasroh dandhammah, transliterasinya adalah /t/. Sedangkan ta marbuthah yang mati ataumendapat harakat sukun, transliterasinya adalah /h/. Seperti kata : Thalhah,Raudhah, Jannatu al-Na’im.4. Syaddah dan Kata SandangDalam transliterasi, tanpa syaddah dilambangkan dengan huruf yangdiberi tanda syaddah itu. Seperti kata : Nazzala, Rabbana. Sedangkan katasandang “al”, baik pada kata yang dimulai dengan huruf qamariyyah maupunsyamsiyyah. Contohnya : al-Markaz, al-Syamsu.

7

8

9MOTTO Artinya: jadilah Engkau Pema'af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf,serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh.

10HALAMAN PERSEMBAHANAlhamdulillahirrobil al amin segala puji dan Syukur penulis haturkan ataskehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya Skripsi ini dapatterselesaikan. Secerca karya kecilku ini kupersembahkan kepada :1. Kedua orang tuaku tercinta, Ibu Lismayani dan Ayah Parmanto Basiryang tidak berhenti mengirimkan doa terbaik di setiap sujudnya,mencurahkan kasih sayang serta selalu mendukung dan setia menemanisetiap langkahku untuk menggapai cita-cita.2. Saudara-saudariku tercinta, Kakakku Chindy Permata Sari, AbangkuRicko Leo Vernando, dan Kakakku Adhe Octa Vionica serta KakakKakak Iparku Nazhif Hadi dan Elmy Ratna Sari, yang selalu mendukungdan memberikan motivasi agar aku tidak pantang menyerah dan selalusemangat dalam menggapai keberhasilanku.

11RIWAYAT HIDUPPenulis bernama Monica Afrilla dilahirkan di Tanjung karang BandarLampung pada tanggal 30 April 1996. Penulis merupakan anak Ke-empat dariempat bersaudara pasangan dari bapak Parmanto dan Ibu Lismayani. Pendidikansekolah dasar di SD Negeri 2 Sukarame diselesaikan pada tahun 2008, kemudianSekolah Menengah Pertama Negeri 12 Bandar Lampung diselesaikan pada tahun2011, Sekolah Menengah Atas SMA Negeri 15 Bandar Lampung diselesaikanpada tahun 2014.Pada tahun 2014 penulis diterima sebagai mahasiswi Fakultas Ushuluddindan Studi Agama Jurusan Psikologi Islam. Penulis pernah melaksanakan KuliahKerja Nyata (KKN) dari Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung padatahun 2017 di desa Sinar Pasemah Kecamatan Candipuro Kabupaten LampungSelatan. Pengalaman organisasi penulis diantaranya pernah menjadi Kader DepartemenKeperempuanan di Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat Ushuluddin danKetua Umum Korps HmI-wati Himpunan Mahasiswa Islam KomisariatUshuluddin.

12KATA PENGANTARAlhamdulillahirabbil’alamin. Puji syukur peneliti panjatkan kepada AllahSWT yang telah melimpahkan rahmat serta karunia-Nya sehingga peneliti dapatmenyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Antara Kecerdasan Emosi danKematangan Diri dengan Pengelolaan Konflik Pada Remaja Akhir”.Peneliti menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak lepas daribantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak secara moril maupunmateril. Ucapan terima kasih setulusnya peneliti sampaikan kepada:1. Bapak Prof. Dr. H. Moh. Mukri.,M.Ag selaku Rektor UIN Raden IntanLampung.2. Bapak Dr. H. Arsyad Sobby Kesuma, Lc., M.Ag selaku Dekan FakultasUshuluddin dan Studi Agama UIN Raden Intan Lampung.3. Bapak Dr. Idrus Ruslan, M. Ag selaku Dosen Pembimbing Akademikyang telah memberikan bimbingan dan arahan terkait perkuliahan darisemester awal sampai semester akhir.4. Bapak Drs. M. Nursalim Malay, S.Psi., M.Si selaku Ketua Prodi PsikologiIslam Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama UIN Raden Intan Lampung.5. Ibu A. Retnoriani, S. Psi., M. Si selaku Pembimbing I dan Ibu KhoriyaUlfa, MA selaku Pembimbing II yang selalu meluangkan waktunya untukmembimbing, memberi nasehat, doa serta kepercayaan dalam penulisanskripsi ini.6. Seluruh Dosen Program Studi Psikologi Islam yang telah memberikanilmu dan mangajarkan banyak hal yang bermanfaat, serta seluruhkaryawan Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama yang telah membantuproses administrasi dalam penelitian ini.7. Sahabatku tersayang Gabrila Dwi Mareta, Riska Widyawati, Esi Alfiani,Amaliyah Nafli dan Yunia Purnamasari Putri yang selalu membersamai

13sejak awal kuliah sampai pada saat ini serta tidak pernah berhentimengingatkanku dalam kebaikan.8. Seluruh Keluarga Besar Himpunan Mahasiswa Islam KomisariatUshuluddin.9. Deri yang selalu memberikan kasih sayang, dukungan dan suportterbaiknya dalam penyelesaian skripsi ini.10. Sahabat-sahabatku psikologi Nurindah Kurnia Sari, Indah WahyuMuliana, Najah Maryana, Ceria Pertiwi yang selalu mensupport danmembantu dalam penyelesaian skripsi ini.11. Seluruh teman-teman psikologi angkatan 2014 yang telah membantu danbelajar bersama selama kuliah, serta telah memberikan kenangan indahyang tak terlupakan kepada peneliti.Akhir kata, peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihakyang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu, atas bantuan dan dukungankepada peneliti selama studi hingga penyelesaian skripsi ini. Semoga Allah SWTmemberikan balasan yang berlipat ganda atas kebaikan yang telah diberikan.Aamiin.Bandar Lampung,Peneliti,Monica AfrillaNPM. 1431080073Juli 2018

14DAFTAR ISIHALAMAN JUDUL . iPERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN . iiABSTRAK . iiHALAMAN PERSETUJUAN . iiiHALAMAN PENGESAHAN . ivMOTTO . viiPEDOMAN TRANSLITERASI . viiiHALAMAN PERSEMBAHAN . ixRIWAYAT HIDUP . xKATA PENGANTAR . xiiiDAFTAR ISI . xvDAFTAR TABEL . xviiiDAFTAR LAMPIRAN . xixBAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah .1B. Tujuan Penelitian .6C. Manfaat Penelitian .6BAB II TINJAUAN PUSTAKAA. Pengelolaan Konflik .7B. Kecerdasan Emosi .13C. Kematangan Diri .16D. Hubungan Antara Kecerdaan emosi dan Kematangan DiriDengan Pengelolaan Konflik Pada Remaja Akhir .18E. Kerangka Pikir .19F. Hpotesis .22BAB III METODE PENELITIAN .23A. Identifikasi Variabel dan Definisi Opraional .231. Identifikasi Variabel .232. Definisi Oprasional .23B. Subjek Penelitian.241. Populasi .242. Sampel .25C. Metode Pengumpulan Data .25D. Validitas dan Reiabelitas Alat Pengumpul Data .261. Validitas Alat Ukur .272. Reliabelitas Alat Ukur .28E. Metode Analisis Data .29

15BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIANA. Orientasi Kancah dan Persiapan.311. Orientasi Kancah .312. Persiapan Penelitian .353. Pelaksanaan Try Out.394. Uji validitas dan reliabelitas .405. Penyusunan Skala untuk Penelitian.45B. Pelaksanaan Penelitian .471. Penentuan Subjek Penelitian .472. Pelaksaan Pengumpulan Data .473. Skoring .48C. Analisis Data Penelitian .481. Deskripsi Statistik Masing-masing Variabel Penelitian .482. Katagorisasi Skor Variabel Penelitian.493. Uji Asumsi.51a. Uji Normalitas .52b. Uji Linieritas .524. Uji Hipotesis.535. Pengujian Sumbangan Efektif dan Sumbangan RelatifMasing-masing Variabel .57D. Pembahasan .58BAB V PENUTUPA. Kesimpulan .67B. Saran .67DAFTAR PUSTAKADAFTAR LAMPIRAN

16DAFTAR TABELTabel 1. Rancangan Skala Pengelolaan Konflik Sebelum Try Out .36Tabel 2. Rancangan Skala Kecerdasan Emosi Sebelum Try Out.37Tabel 3. Rancangan Skala Kematangan Diri Sebelum Try Out .38Tabel 4. Aitem Skala Pengelolaan Konflik yang Valid dan Gugur .41Tabel 5. Aitem Skala Kecerdasan Emosi yang Valid dan Gugur. .42Tabel 6. Aitem Skala Kematangan Diri yang Valid dan Gugur .43Tabel 7. Uji Validitas dan Reliabelitas .44Tabel 8. Sebaran Aitem Skala Pengelolaan Konflik untuk Penelitian .45Tabel 9. Sebaran Aitem Skala Kecerdasan Emosi untuk Penelitian .46Tabel 10. Sebaran Aitem Skala Kematangan Diri untuk Penelitian .46Tabel 11. Deskripsi Statistik Variabel Penelitian .48Tabel 12. Kategorisasi Kecerdasan Emosi .49Tabel 13. Kategorisasi Kematangan Diri .50Tabel 14. Kategorisasi Pengelolaan Konflik .51Tabel 15. Rangkuman Hsil Perhitungan Uji Normalitas Sebaran.52Tabel 16. Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Linearitas .53Tabel 17. Model Summary .54Tabel 18. Tabel Anova .55Tabel 19. Tabel Cofficient .56Tabel 20. Sumbangan Efektif dan Sumbangan Relatif .57

17DAFTAR LAMPIRANLampiran 1. Skala Uji Coba Kecerdasan Emosi, Kematangan diri dan pengelolaankonflik.Lampiran 2. Distribusi Data Uji Skala Kecerdasan EmosiLampiran 3. Validitas dan Reliabilitas Skala Kecerdasan EmosiLampiran 4. Distribusi Data Uji Skala Kematangan DiriLampiran 5. Validitas dan Reliabelitas skala Kematangan DiriLampiran 6. Distribusi Data Uji Coba Skala pengelolaan KonflikLampiran 7. Validitas dan Reliabilitas Skala Penglolaan KonflikLampiran 8. Skala Kecerdasan Emosi, Kematangan Dii Dan Pengelolaan Konflikuntuk PenelitianLampiran 9. Distribusi Data Hasil Penelitian Skala Kecerdasan Emosi,Kematngan Diri, dan Pengelolaan KonflikLampiran 10. Hasil Uji Asumsi Variabel PenelitianLampiran 11. Hasil Analisis Regresi Variabel PenelitianLampiran 12. Surat Perizinan

18PENDAHULUANA. Latar Belakang MasalahSebagai mahluk sosial manusia tidak dapat dilepaskan dari interaksi sosial,yaitu sebuah hubungan yang melibatkan individu yang satu dengan individu yanglainnya. Dalam berinteraksi secara sosial tentu saja tidak selalu berjalan denganlancar, bahkan di dalam suatu relasi yang memiliki keterikatan psikologis yangerat, seperti persahabatan sekalipun konflik tidak dapat dihindarkan (Taylor,Peplau, & Sears, 2009). Konflik yang dihadapi secara umum dapat disebabkanoleh beberapa faktor, seperti adanya perasaan direndahkan, dihina, tidak dihargai,pelecehan dan sebagainya (Hadriami, 2008). Pada dasarnya konflik yang terjadiseringkali menimbulkan goresan luka batin dalam diri individu yang tersakiti.Oleh karena itu, individu yang tidak mampu menyelesaikan masalah yang tifyangtidakmenyenangkan dalam dirinya (dalam Puspasari, Rostiana, & Nisfianoor, 2005).Konflik kebanyak bermula dari kejadian sehari-hari, ketika remajaberinteraksi dengan sesama. Konflik remaja merupakan pertentangan yangdialaminya, pertentangan ini bisa berbentuk pertentangan fisik dan non-fisik, yangpada umumnya berkembang dari pertentangan non-fisik menjadi benturan fisik,yang bisa berkadar tinggi dalam bentuk kekerasan, bisa juga berkadar rendah yangtidak menggunakan kekerasan.

19Pada saat ini banyak sekali remaja yang mudah mengalami konflik danmudah sekali merasa sakit hati akan perilaku orang lain terhadap dirinya, sepertimisalnya remaja gampang sekali tersulut emosinya dikarenakan gurauan temansebayanya yang hanya bertujuan untuk brecanda , namun remaja yang tidakterima akan gurauan tersebut akan mudah melakukan tindakan-tindakan bodohseperti memukul atau lebih parahnya lagi sampai membunuh untuk memberipelajaran kepada teman yang sudah memperolok-olok dirinya. Hal tersebutdikarenakan remaja merasa bahwa dirinya tidak diterima dalam kelompok temansebayanya sehingga tidak ada rasa aman dan membuat remaja mengalami frustasidan marah. (Mu’tadin : 2002)Penelitian di Malang, Indonesia, menunjukkan prevalensi remaja yangmengalami konflik dengan teman sebaya sebanyak 21%, dan sebanyak 81% dari141 remaja yang menjadi sampel menyatakan pernah mengalami perselisihan dankonflik dengan teman sebaya di sekolah. Sedangkan jumlah konflik yang dialamipelajar dalam waktu dua tahun sebanyak 59% mengalami 1-2 kali konflik sahaja,11% mengalami 3-4 kali konflik, dan 29% mengalami 5 kali konflik atau lebih(Latipun, 2009; Prapini, 2013).Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti pada lima mahasiswasemester empat UIN Raden Intan Lampung yang dipilih secara acak menunjukkanbahwa tiga dari lima siswa subjek memiliki kemampuan pengelolaan konflikyang rendah. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan subjek S sering berkonflikdengan teman sebayanya dikarenakan teman-teman S menganggap bahwa S orangyang sangat egois. Subjek N menganggap bahwa peraturan adalah hal yang harus

20dilanggar sehingga subjek N sering berkonflik dengan dosen karena melanggarperaturan. Subjek K adalah kesulitan dalam berkomunikasi dan dekat denganteman sebayanya dikarenakan subjek K dianggap sebagai orang sangat emosional.Hal ini bisa dikaitkan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ariyanto padatahun (2010) yang menjelaskan bahwa, konflik tidak hanya terjadi padamasyarakat awam namun kalangan pelajar yang terdiri dari para remaja jugaseringkali berkonflik bahkan disertai dengan tindakan agresif. Papalia, Olds, danFeldman berpendapat bahwa pada rentang usia 17-21 tahun, individu banyakberinteraksi dengan individu lain, sehingga terdapat kemungkinan yang lebihbesar bagi remaja akhir untuk mengalami konflik.Fenomena seperti inilah yang semakin menjelaskan bahwa kondisikehidupan remaja pada saat ini jauh sekali dari kemampuannya dalampengelolaan konflik yang disebabkan oleh adanya kegagalan dan lemahnya sikapremaja dalam menguasai keteramplan sosial ketika berinteraksi dengan remajalain, orang tua dan lingkungannya.Selain kurangnya keterampilan sosial, meekanisme kompensatoris padaremaja untuk menuntut perhatian lebih, khususnya untuk mendapatkan pengakuanterhadap egonya yang terkadang tidak diperoleh secara pantas dari orang tua,lingkungan dan masyarakat luas yang turutmempengaruhi rendahnyakemampuan dalam pengelolaan konflik pada remaja (Monks, dkk.,2004).Remaja adalah masa yang penuh dengan badai dan tekanan jiwa, yaitu masadi mana terjadi perubahan besar secara fisik, intelektual dan emosional padaseseorang yang menyebabkan kesedihan dan kebimbangan (konflik) pada yang

21bersangkutan, serta menimbulkan konflik dengan lingkungannya (Seifert &Hoffnung, 1987). Perubahan-perubahan tersebut bagi sebagian remaja permasalahandanseringmenimbulkanmasalah.yang terjadi pada remaja tidak sedikit yang kitatemui, remaja yang memiliki konflik dengan teman sebayanya yang akhirnyamengakibatkan keributan antar keduanya.Penyebab dari terjadinya konflik ini, baik konflik dalam diri maupun luardiri dapat menyebabkan seseorang tingkat emosionalnya menjadi lebih tinggisehingga mengakibatkan seseorang tersebut berfikir irasional atau ilogikal.Remaja yang tidak mampu mengelola konflik akan cukup berbahaya karena dapatmenjadikan perilaku remaja menjadi membabi buta dan mengalahkan akal sehat.Selain itu, remaja yang emosinya tidak stabil akan menghambat dalam pencapaiantugas-tugas perkembangan dan menghambat keberhasilan belajarnya bahkankonflik yang dihadapi akan semakin berkepanjangan. (Hendricks, 2008).Sebagai Remaja akhir yang akan mengakhiri periode awal remajaseharusnya remaja memiliki kecerdasan emosi yang tinggi dan tidak mudahmeledak dalam emosinya sehingga badai dan tekanan yang terjadi berkurang dandapat mengelola konflik dengan baik.Kecerdasan emosi cukup memberikan peran kepada remaja terhadappengelolaan konflik yang harus dilakukannya. Kecerdasan emosi adalahkemampuan seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi, menjagakeselarasan emosi dan pengungkapannya melalui keterampilan kesadaran diri,pengendalian diri, motivasi diri, empati dan keterampilan sosial (Goleman (2002).

22Kecerdasan emosi merupakan proses pribadi yang terus berusaha mencapaitingkatan emosi yang sehat intrafisik dan intrapersonal. Remaja yang matangsecara emosional terlibat dengan kepentingan dengan orang lain, mampumengekspresiakn emosi degan spontan. Individu yang cerdas secara emosi dapatmenentukan dengan tepat kapan dan sejauh mana perlu terlibat dalam masalahsosial, serta dapat turut serta memberikan jalan keluar atau solusi yang diperlukan.Kecerdasan emosi dapat mengkondisikan individu merasa bebas mengekpresikanemosi secara tepat, bertindak lugas, spontan, memiliki rasa humor, dan mampumengatasi stres (Garlow; Logo,Haryono dalam Muawana 2012)Remaja memiliki pertumbuhan dan tugas perkembangan yang harusdilaluinya. Pada remaja akhir seseorang akan berusaha mencapai usia dewasadengan mampu menghadapi berbagai macam konflik yang terjadi dalamkehidupannya. Dalam hal ini biasanya remaja akhir akan berusaha mencapaitingkat kematangan, yang artinya remaja siap melaksanakan tugas-tugasperkembangan tertentu dan kemampuan untuk berfungsi dalam tingkatan yanglebih tinggi.Oleh karena itu diperlukan adanya konsep maturity dalam pengelolaankonflik. Remaja dapatmengetahui mana yang baik dan mana yang burukmemiliki kematangan diri dan mampu dalam mengelola konflik baik dalam dirimaupun luar diri, dapat menghargai dan menyadari bahwa individu lain memilikikebutuhan dan keterbatasan yang sama dengan dirinya (Feist & Feist, 2008).Sehingga dapat disimpulkan bahwa di dalam pengelolaan konflik dibutuhkankematangan diri dari individu

23Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk melakukanpenelitian dengan judul “ Hubungan antara Kecerdasan Emosi danKematangan Diri dengan Pengelolaan Konflik Pada Remaja Akhir”.B. Tujuan PenelitianUntuk mengetahui adanya Hubungan antara Kecerdasan Emosional danKematangan Diri dalam Mengelola Konflik Pada Remaja Akhir.C. Manfaat Penelitian1.Manfaat teoritis:a. Dapat menambah wawasan di bidang ilmu psikologi mengenai hubungankecerdasan emosional dan kematangan diri dengan pengelola konflik padaremaja akhir, terutama pada remaja dan mahasiswa psikologi.b. Dapat dijadikan bahan refrensi, sumbangan pemikiran dan bahan kajiandalam penelitian kecerdasan emosional dan kematangan diri pada remajaakhir.2.Manfaat praktis:a. Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan acuan bagiparaorangtua dan pendidik dalam upaya melatih kecerdasan emosional sejakdini.b. Sebagai implikasi lebih lanjut dalam memberikan informasi genaipentingnya kecerdasan emosional dan kematangan diri dengan pengelolakonflik pada remaja.

24BAB IITinjauan PustakaA. Pengelolaan KonflikFisher (2000) memandang konflik sebagai ketidakcocokan tujuan atau nilaiantara dua orang atau lebih dalam suatu hubungan, dikombinasikan dengan upayauntuk mengendalikan dan adanya perasaan memusuhi terhadap satu sama lain.Sedangkan Swanstroem dan Weissman (2005) merancang definisi konflikberdasarkan dimensi perilaku. Konflik tidak harus didefinisikan hanya dalam jugatermasukketidakcocokan atau perbedaan pandangan terhadap isu-isu atau permasalahan.Killman dan Thomas (dalam Handayani , dkk.,2008) mengemukakan bahwakonflik merupakan kondisi terjadinya ketidakcocokan antar nilai atau tujuantujuan yang hendak dicapai, baik yang ada dalam diri individu maupun dalamhubungannya dengan orang lain. Orang-orang sadar bahwa rusaknya suatuhubungan sesungguhnya lebih disebabkan oleh kegagalan memecahkan konfliksecara konstruktif, adil dan memuaskan kedua belah pihak, bukan karenamunculnya konflik itu sendiri (Supratiknya, 1995).Jadi, konflik adalah ketidakcocokan antara dua orang atau lebih dalam suatuhubungan dengan orang lain. Karena, perbedaan pandangan akan suatu hal yangmenimbukan ketidak cocokan satu sama lain maka terjadilah konflik.Wirawan (2013) mengartikan bahwa pengelolaan konflik adalah sebagaiproses pihak yang terlibat konflik atau pihak ketiga menyusun srategi konflik danmenerapkannya untuk mengendalikan konfik agar menghasilkan resolusi yang

25diinginkan. Faktor-faktor yangmempengaruhi terjadinya pengelolaan konflikmenurut Wirawan (2013), antara lain:1. Asumsi mengenai konflik.Asumsi seseorang mengenai konflik akan mempengaruhi polaperilakunya dalam menghadapi situasi konflik. Ketika seseorang telahmemiliki asumsipandangan tentang konflik maka ia akan berfikirbagaimana caranya mengatasi konflik tersebut.2.Persepsi mengenai penyebab konflik.Persepsi seseorang mengenai penyebab konflik akan memengaruhigayapengelolaan konfliknya. Persepsi seseorang yang menganggappenyebabkonflik menentukan kehidupan atau harga dirinya akanberupaya untuk berkompetisi dan memenangkan konflik. Sebaliknya, jikaorang menganggap penyebab konflik tidak penting bagi kehidupan danharga dirinya, ia akan menggunakan pola perilaku menghindar dalammenghadapi konflik.3. Ekspektasi atas reaksi lawan konfliknya.Seseorang yang menyadari bahwa ia menghadapi konflik akanmenyusun strategi dan taktik untuk menghadapi lawan konfliknya. Karenadenganmenyusun strategi dan taktik merupakan suatu unsur pentingdalam pengelolaan konflik, yang pada intinya untuk mencapai tujuanyang diinginkan yaitu konflik yang dihadapi terselesaikan.

264. Pola komunikasi dalam interaksi konflik.Konflik merupakan proses interaksi komunikasi diantara pihakpihak yang terlibat konflik. Jika proses komunikasi berjalan dengan baik,pesan keduabelah pihak akan saling dimengerti dan diterima secarapersuasif, tanpa gangguan dan menggunakan humor yang segar. Denganmenggunakan komunikasi interpersona

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui hubungan kecerdasan emosi dan kematangan diri dengan pengelolaan konflik pada remaja akhir di Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama UIN Raden Intan Lampung. Penelitin ini menggunakan metode