
Transcription
View metadata, citation and similar papers at core.ac.ukbrought to you byCOREprovided by Tekmapro: Journal of Industrial Engineering and ManagementANALISA PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKANMETODE AMPBELL DUDECK SMITH, PALMER, DANDANNENBRING DI PT.LOKA REFRAKTORIS SURABAYANisa MasrurohTeknik Industri FTI-UPN”Veteran” JatimINTISARITujuan penelitian ini membahas mengenai alternatif penjadwalan produksiyang optimal dengan menggunakan metode CDS, Palmer, dan Dannenbringyang bertujuan untuk mengetahui penjadwalan di Loka Refraktoris. Penelitianini diawali dengan menghitung masing-masing waktu proses tiap stasiun kerja,dilakukan penjadwalan dengan ketiga metode dan dibuat peta penjadwalannya.Berdasarkan perhitungan diatas menunjukkan bahwa metode CDS danDannenbring yang memberikan hasil yang optimal dengan keempat kategoriyaitu data permintaan, waktu proses , faktor peyesuaian dan faktor kelonggaranyang menghasilkan waktu pengerjaan job selama 30 hari 4 jam lebih kecildibandingkan dengan metode yang digunakan perusahaan selama ini yaitu 39hari 8 jam dengan variasi urutan job tergantung dari perhitungan tiap periodesehingga dapat menghemat waktu sebesar 9 hari 4 jam atau 23.84%Kata kunci : CDS, Dannenbring, Job, Penjadwalan.PENDAHULUANPersaingan industri yang sangat ketat pada saat ini menyebabkanpertumbuhan industri yang mempengaruhi perusahaan untuk meningkatkanproduktivitas dalam kegiatan produksinya.Dalam suatu kegiatan produksi,untuk mendapatkan suatu hasil yang optimum, maka seluruh aktivitas-aktivitasproduksi terlebih dahulu harus direncanakan dengan baik.Penjadwalan produksidiupayakan untuk mendapatkan suatu penugasan pekerjaan pada yang efektifpada setiap stasiun kerja, agar tidak terjadi penumpukan job sehingga dapatmengurangi waktu idle (menganggur) atau waktu menunggu untuk prosespengerjaan berikutnya.PT. Loka Refraktoris Surabaya adalah perusahaan manufakturpenghasil produk-produk tahan api (Refraktory).Produk yang dihasilkan adalahkhusus untuk industri-industri yang dalam proses industrinya menggunakantemperatur tinggi.Dalam proses operasionalnya PT Loka Refraktoris belum melakukanpenjadwalan produksi secara optimal di mana dalam hal ini masih mengalamiketerlambatan dalam pengiriman produk pada beberapa konsumennya.Hal ini diakibatkan karenaaktivitas produksi yang kurang efektif. Sehinggakemungkinan besar dapat mengurangi kepuasan pada pelanggannya.158
Berdasarkan permasalahan diatas,diperlukan adanya penjadwalanproduksi serta proses pengerjaan job yang lebih efektif pelaksanaan aktivitasproses produksinya, namun tetap memperhatikan dan mengutamakan kualitasproduk. Dalam penelitian ini digunakan metode Campbell Dudeck Smith,Palmer dan Dannenbring.Sehingga diharapkan dari hasil perbandingan metodemetode tersebut,pihak perusahaan dapat mengetahui total waktu prosesminimum atau yang paling efektif yang dibutuhkan untuk menyesuaikanpermintaan konsumen atas produk sehingga di harapkan pelayanan kepadakonsumen dapat terpenuhi dengan baik.Pemasalahan dalam penelitian ini adalah Bagaimana menentukanjadwal produksi yang paling efektif dengan Menggunakan metode CampbellDudeck Smith, Palmer, dan Dannenbring di PT. Loka Refraktoris KarangPilang Surabaya”.Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah untuk menentukanpenjadwalan produksi yang paling efektif dalam waktu penyelesaian operasi.Pengertian Dasar PenjadwalanDalam sistem perencanaan produksi, pengurutan dan penjadwalanproduksi memegang peranan yang penting agar terjadi efektivitas dan efesiensiproduksi. Semakin kompleks dalam sebuah sistem produksi, maka semakindibutuhkan sebuah penjadwalan produksi yang baik.Penjadwalan didefinisikan sebagai proses pengaturan waktu dari suatukegiatan operasi, secara umum penjadwalan bertujuan untuk meminimalkanwaktu proses, waktu tunggu langganan, dan tingkat persediaan, sertapenggunaan yang efisien dari fasilitas, tenaga kerja, dan peralatan. Penjadwalandisusun dengan pertimbangan berbagai keterbatasan yang ada (Herjanto,1999).Penjadwalan yang baik akan memberikan dampak positif, yaiturendahnya biaya operasi dan waktu pengiriman, yang akhirnya dapatmeningkatkan kepuasan pelanggan.Penjadwalan merupakan alat ukur yang baik untuk perencanaanagregat.Pesanan-pesanan pada tahap ini akan di tugaskan pertama kalinya padasumber daya tertentu (fasilitas, pekerja, peralatan), kemudian dilakukanpengurutan kerja pada tiap-tiap pusat pemrosesan sehingga di capai optimalitasutilisasi kapasitas yang ada.Adapun fungsi pokok dari penjadwalan produksi adalah untuk membuatagar proses produksi dapat berjalan lancar sesuai waktu yang telahdirencanakan, sehingga bekerja dengan kapasitas penuh dengan biayaseminimal mungkin serta kuantitas produk yang diinginkan dapat diproduksitepat pada waktunya.Penjadwalan ProduksiPenjadwalan produksi merupakan salah satu fungsi dari pengawasanproduksi yang mempunyai peranan yang cukup penting karena dapatmempengaruhi keberhasilan pengawasan produksi itu sendiri. Pada beberapaperusahaan, kegagalan atau kesalahan dalam menyusun penjadwalan produksi159
tidak hanya dapat mengacaukan usaha pengawasan produksinya, tetapi jugadapat mempengaruhi hal-hal lain dalam perusahaan seperti jumlah produk yangdihasilkan.Unsur-unsur vital dalam penjadwalan adalah sumber-sumber (resorces)yang dikenal dengan daya mesin, dan tugas-tugas (tasks) yang dikenal denganpekerjaan-pekerjaan (jobs), untuk dapat melakukan penjadwalan dengan baik,maka waktu proses kerja setiap mesin serta jenis pekerjaan (job) yang akandijadwalkan perlu diketahui.Dengan penjadwalan produksi yang baik tentunya mesin-mesin yangdigunakan dapat dioperasikan sesuai kapasitas yang dimiliki dan memperkecilkemungkinan timbulnya waktu yang tidak produktif dari mesin-mesin yangdigunakan, meskipun belum tentu mesin tersebut dioperasikan sebatas kapasitasmaksimum, namun demikian setidak-tidaknya dengan suatu penjadwalanproduksi yang baik maka hasil produksi relatif akan lebih tinggi.Penjadwalan produksi berfungsi untuk membuat agar arus produksidapat berjalan lancar sesuai dengan waktu yang telah direncanakan. Sehinggadapat dikatakan bahwa penjadwalan produksi dilakukan agar mesin-mesin dapatbekerja sesuai dengan kapasitas yang ada dan biaya yang seminimal mungkin,serta kuantitas produk yang diinginkan sesuai waktu yang telah ditentukan.Adapun penjadwalan produksi yang baik dalam suatu perusahaan akanmemiliki keuntungan (Arman, 1999) : 1). Meningkatkan penggunaan sumberdaya atau mengurangi waktu tunggunya, sehingga total waktu proses dapatberkurang, dan produktivitas dapat meningkat. 2). Mengurangi persediaanbarang setengah jadi atau mengurangi sejumlah pekerjaan yang menunggudalam antrian ketika sumber daya yang ada masih mengerjakan tugas lain. TeoriBaker mengatakan, jika aliran kerja suatu jadwal konstan, maka antrian yangmengurangi rata-rata waktu alir akan mengurangi rata-rata persediaan barangsetengah jadi. 3) Mengurangi beberapa kelambatan pada pekerjaan yangmempunyai batas waktu penyelesaian sehingga akan meminimasi penalti cost.4) Membantu pengambilan keputusan mengenai perencanaan kapasitas pabrikdan jenis kapasitas yang dibutuhkan sehingga penambahan biaya yang mahaldapat dihindarkan.Macam Penjadwalan ProduksiPenjadwalan secara garis besar dapat dibedakan dalam penjadwalanuntuk job shop dan flow shop. Permasalahan yang membedakan antara job shopdan flow shop adalah pola aliran kerja yang tidak memiliki tahapan-tahapanproses yang sama. Untuk dapat melakukan penjadwalan dengan baik makawaktu proses kerja setiap mesin serta jenis pekerjaannya perlu diketahui, waktutersebut dapat diperoleh melalui pengukuran waktu kerja, jenis serta jumlahpekerjaan diperoleh dengan melakukan pengamatan dari operator pada bagiantertentu. setelah mengetahui jenis serta waktu proses kerja setiap mesin yangakan dijadwalkan maka proses penjadwalan baru dapat dilakukan.160
Berdasarkan urutan produksi, penjadwalan produksi memiliki dua tipe,yaitu sebagai berikut :1. Penjadwalan Produksi Tipe Job ShopPenjadwalan job shop adalah pola alir dari N job melalui M mesindengan pola alir sembarang. Selain itu penjadwalan job shop dapat berarti setiapjob dapat dijadwalkan pada satu atau beberapa mesin yang mempunyaipemrosesan sama atau berbeda. Aliran kerja job shop adalah sebagai berikut:Job 1Job 2Job 3Job 4Gambar 1 Pola Aliran kerja Job shopPenjadwalan job shop berbeda dengan penjadwalan flow shop, hal inidisebabkan karena (Arman, 1999) : Job shop menangani variasi produk yang sangat banyak, dengan polaaliran yang berbeda-beda melalui pusat-pusat kerja. Peralatan pada job shop digunakan secara bersama-sama olehbermacam-macam order dalam prosesnya, sedangkan peralatan padaflow shop digunakan khusus hanya satu jenis produk. Job-job yang berbeda mungkin ditentukan oleh prioritas yang berbedapula. Hal ini mengakibatkan order tertentu yang dipilih harus diprosesseketika pada saat order tersebut ditugaskan pada suatu pusat kerja.Sedangkan pada flow shop tidak terjadi permasalahan seperti diataskarena keseragaman output yang diproduksi untuk persediaan. Prioritasorder flow shop dipengaruhi terutama pada pengirimannyadibandingkan tanggal pemrosesan.Pada penjadwalan job shop, sebuah operasi dinyatakan sebagai triplet (i,j,k)yang berarti operasi ke j, job ke-i, membutuhkan mesin ke-k. uksi dengan polajob shop.Dalam penjadwalan produksi tipe job shop terdapat metode-metodeyang dapat digunakan guna menyelesaikan masalah penjadwalan tipe ini adadua macam yaitu Metode penjadwalan Active dan Metode penjadwalan NonDelay.2. Penjadwalan Produksi Tipe Flow ShopPenjadwalan flow shop adalah pola alir dari N buah Job yang melaluiproses yang sama (searah). Model flow shop merupakan sebuah pekerjaan yangdianggap sebagai kumpulan dari operasi-operasi dimana diterapkannya sebuahstruktur presenden khusus.Penjadwalan flow shop dicirikan oleh adanya aliran kerja yang satu arahdan tertentu. Pada dasarnya ada beberapa macam pola flow shop yaitu :161
1. Flow shop murniKondisi dimana sebuah job diharuskan menjalani satu kali proses untuk tiaptiap tahapan proses. Misalnya, masing-masing job melalui mesin 1, kemudianmesin 2, mesin 3 dan seterusnya sampai dengan mesin pada proses yangpaling akhir. Dibawah ini diberikan gambaran sistem produksi dengan flowshop murni :Job 1Job 2Job 3Job 4Gambar 2 Pola Alir Flow shop murni.2. Flow shop umumKondisi dimana sebuah job boleh melalui seluruh mesin produksi, dimanamulai awal sampai dengan yang terakhir. Dan selain itu sebuah job bolehmelalui beberapa mesin tertentu, yang mana mesin tersebut masih berdekatandengan mesin-mesin lainnya dan masih satu arah lintasannya. Berikut inicontoh sistem produksi dengan pola flow shop umum :Job 1Job 2Job 3Job 4Gambar 3 Pola Alir flow shop umum.Dalam penjadwalan produksi tipe flow shop terdapat metode-metode yangdapat digunakan guna menyelesaikan masalah penjadwalan tipe ini, metode ituadalah :1. Metode Campbell Dudeck Smith2. Metode Palmer3. Metode DannenbringPengurutan Pekerjaan pada Penjadwalan Produksi (Job Sequencing)Problem job sequencing merupakan salah satu dari kebanyakanproblem yang paling menarik dari analisa produksi. Permasalahanpermasalahan dalam job sequencing amatlah kompleks dan masih jauh daripenyelesaian yang memberikan solusi lengkap dan menyeluruh.Problem job sequencing dapat dinyatakan sebagai berikut misalkanterdapat N job yang harus dikerjakan, dimana masing-masing pekerjaan tersebutmemiliki setup time, Processing time, serta due date. Untuk menyelesaiakansuatu pekerjaan dibutuhkan suatu proses pada beberapa mesin. Konsekuensinyadiperlukan suatu urutan untuk pekerjaan-pekerjaan tersebut agar diperoleh suatupengurutan (jadwal) yang optimal untuk kriteria performance tertentu.Problem N Job 2 MachinesDalam suatu perusahaan kegiatan produksi dengan Problem N Job 2Machines merupakan suatu kondisi dimana terdapat N job harus di kerjakanmelalui dua mesin yaitu M 1 di lanjutkan M 2 sampai selesai.Tujuan yang ingin162
di capai oleh Manajemen Produksi suatu perusahaan di sini adalah mengatururutan pekerjaan yang dapat meminimalkan total waktu penyelesaian.Dalam halini sequencing penjadwalan bertujuan untuk meminimasi makespan (waktuproses keseluruhan job) . Johnson mengembangkan sebuah algoritma yang digunakan untuk mendapatkan sebuah sequence yang optimal.Metode Campbell Dudeck SmithPada metode Campbell Dudeck Smith proses penjadwalan ataupenugasan kerja berdasarkan atas waktu kerja yang terkecil yang digunakandalam melakukan produksi. Dalam permasalahan ini kita mempergunakan N jobM mesin. Mesin yang memiliki waktu terkecil dari mesin pertama akan kitaletakkan pada urutan yang paling depan, sedangkan untuk nilai terkecil darimesin kedua akan kita letakkan pada urutan yang paling belakang.Dari penyusunan atau penjadwalan yang ada diharapkan akanmengurangi waktu menganggur dari mesin karena pengaturan yang kurangtepat.kkt i.kt i.1* t i.2* k 1t i.m–k 1k 1Perhitungan ini berlangsung terus dengan ketentuan k 1, 2, 3, . . .,(m-1), artinya harga perhitungan k mulai dari 1 sampai dengan m-1, bentukperhitungan melalui tabel-tabel konstulasi (k) dari 1 s/d m –1 tersebut dan setiaptabel memiliki urutan job tersendiri.Langkah-langkah yang dilakukan dalam penyelesaian penjadwalandengan metode ini adalah sebagai berikut :Campbell Dudek and Smith mencoba algoritma mereka dan mengujiperformancenya pada beberapa masalah, mereka menemukan bahwa algoritmaCampbell Dudek and Smith biasanya lebih efektif, baik untuk masalah kecilmaupun masalah besar.Metode PalmerPada penyelesaian masalah dengan menggunakan metode inimerupakan proses yang perhitungannya memiliki slope indeknya dari rumuspalmer menurut jumlah mesin yang ada, dengan demikian job yang memilikislope indeks terbesar akan dijadwalkan lebih awal. Persamaan rumus untukbentuk umum penjadwalan dengan metode Palmer masing-masing job adalah :mm (2 j 1) tijSi j 1Dimana: Si Nilai slope indeksnyam Jumlah mesin yang dipakaij Mesin yang digunakan untuk proses job Ii Job yang diprosestij Waktu proses suatu job ke-i dan mesin ke-j163
Selanjutnya dari rumus slope dapat dilakukan perhitungan waktu pada jobke-i sampai dengan ke-n, Sehingga akan diketahui urutan jobnya berdasarkanatas slope yang terbesar dan Fmaxnya diketahui dengan jalan membuatkan petapenjadwalan terlebih dahulu.Metode DannenbringMetode Dannenbring ini diperkenalkan pada tahun 1977, padametode ini hanya memberikan satu urutan pengerjaan job denganmenggunakan metode Johnson dimana :- Waktu urutan proses pada mesin pertama adalah :mmai j 1 tijj 1- Waktu urutan proses pada mesin kedua adalah :mj tijbi j 1Dimana : m Jumlah mesinj Mesin yang digunakan untuk memproses job Itij Waktu proses pada saat job ke-i dan mesin ke-jAkhir dari perhitungan ini yaitu :1. Mengurutkan waktu job terkecil sampai dengan terbesar padaperhitungan slopnya.2. Membuat peta penjadwalannya.3. Menentukan waktu Fmax yang paling minimum dari beberapa alternatifurutan jobnya.Peta penjadwalanSuatu peta penjadwalan di gambarkan dengan tujuan untuk lebihmemperjelas suatu urutan penugasan dan jadwal waktu yang sudah di tentukansecara lengkap.Berikut di bawah ini gambaran urutan pekerjaan yangditunjukkan dengan peta penjadwalan :164
MEABBCCSINAABCWaktu Proses yang DibutuhkanGambar 2.5 Peta penjadwalanPeta penjadwalan diatas merupakan gambaran tiga job yaitu job A, jobB, dan job C yang di kerjakan oleh tiga mesin yaitu M 1, M 2, dan M 3. Dapat dilihat di atas yaitu urutan pengerjaan job : A – B – C ,sedangkan total waktuproses adalah pada saat pengerjaan job C pada mesin ketiga.Job A memilikiwaktu proses yang lebih pendek dari job B dan job C, sehingga job A dijadwalkan pada urutan yang pertama.Berikutnya job B memiliki waktu yanglebih pendek dari job C sehingga job B di jadwalkan pada urutan kedua.Dan jobC di jadwalkan pada urutan terakhir.Dapat di katakan bahwa waktu proses jobA job B job C.Dari peta penjadwalan ini akan diketahui total waktu yang diperlukanuntuk menyelesaikan job sesuai dengan urutannya. Dari alternatif urutan jobyang ada, dipilih sebuah alternatif yang optimal, yaitu yang memberikan waktupenyelesaian (makespan) yang terkecil.Pengukuran waktu kerjaSuatu pekerjaan akan dikatakan diselesaikan secara efisien apabilawaktu penyelesaiannya berlangsung paling singkat. Untuk menghitung waktubaku (standar time). Penyelesaian pekerjaan guna memilih alternatif metodekerja yang terbaik, maka perlu diterapkan prinsip-prinsip dan teknik-teknikpengukuran kerja (Work measurement atau Time study). Pengukuran waktukerja ini akan berhubungan dengan usaha-usaha untuk menetapkan waktu bakuyang dibutuhkan guna menyelesaikan suatu pekerjaan.Waktu baku ini merupakan waktu yang dibutuhkan oleh seorangpekerja yang memiliki tingkat kemampuan rata-rata untuk menyelesaiakansuatu pekerjaan. Disini sudah meliputi kelonggaran waktu yang diberikandengan memperhatikan situasi dan kondisi pekerjaan yang harus diselesaiakantersebut. Dengan demikian maka waktu baku yang dihasilkan dalam aktivitaspengukuran kerja ini akan dapat digunakan sebagai alat untuk membuat rencanapenjadwalan kerja yang menyatakan berapa lama suatu kegiatan itu harusberlangsung.165
Penetapan waktu bakuJika pengukuran-pengukuran telah selesai, yaitu semua data yangdidapat mempunyai keseragaman yang dikehendaki dan jumlahnya telahmemenuhi tingkat ketelitian dan tingkat keyakinan yang diinginkan,maka langkah selanjutnya adalah mengolah data tersebut sehinggamemberikan waktu baku.Cara untuk mendapatkan waktu baku adalah sebagai berikut :1. Menghitung waktu siklus rata-rataXiWs N2. Menghitung waktu normalWn Ws x P3. Menghitung waktu baku100%Wb Wn X100% AllowanceSetelah diketahui waktu baku masing-masing proses setiap job,maka selanjutnya dapat dilakukan perhitungan waktu proses setiap job.Kelonggaran (Allowance)Kelonggaran merupakan waktu yang diperlukan oleh setiapoperator,dalam melakukan pekerjaan operator tentunya tidak akan mampubekerja terus menerus sepanjang hari tanpa adanya waktu untuk istirahat. Dalamkenyataannya akan sering menghentikan kerja dan membutuhkan waktu untukkeperluan pribadi, untuk melepaskan lelah dan untuk keperluan lainnya.Untuk menentukan besarnya kelonggaran yang dibutuhkan olehoperator untuk kebutuhan pribadi dan untuk menghilangkan rasa fatique untukberbagai kondisi kerja, pemberian nilai atau angka berdasarkan faktor –faktoryang berpengaruh yang di sebut dengan faktor kelonggaran.Faktor-faktor kelonggaran yang di tunjukkan pada tabel merupakanbesarnya kelonggaran untuk menentukan waktu kelonggaran yang akan diberikan pada operator dengan memperhatikan kondisi-kondisi yang sesuaidengan pekerjaan yang bersangkutan.Adapun tujuan dari kelonggaran adalah untuk mendapatkan waktu bakusetelah sebelumnya telah di dapatkan waktu normal. Jadi waktu baku samadengan waktu normal ditambah kelonggaran.Contoh penggunaan angka faktorkelonggaran, misalkan suatu pekerjaan yang dilakukan denga tenaga yangsangat ringan,dilakukan sambil duduk dan dengan gerakan yangterbatas.Selanjutnya lihat tabel, dari tabel tersebut di dapat angka persentasekelonggaran sebagai berikut : untuk faktor tenaga yang di keluarkan di beriangka 7 %,sikap kerja 0%, dan gerakan kerja 3%.166
METODOLOGI PENELITIANIdentifikasi dan Definisi VariabelDapat diidentifikasikan variabel–variabel yang berhubungan denganpermasalahan , yaitu sebagai berikut :1. Waktu ProsesWaktu proses adalah waktu yang diperlukan untuk pengerjaan tiap operasidalam tiap job, termasuk didalamnya waktu set up dan waktu persiapan.2. Waktu BakuWaktu baku adalah waktu yang dibutuhkan pekerja dengan kemampuanrata-rata untuk menyelesaikan pekerjaan secara normal.Waktu baku inidiperoleh melalui pengukuran waktu kerja dengan jam henti (Stop Watch)3. Data PermintaanData permintaan adalah jumlah pemesanan atau permintaan dari konsumenpada masing-masing tipe job. Data permintaan ini merupakan data sekunderyang diperoleh dari perusahaan untuk permintaan tiap-tiap job pengerjaan,data ini diperlukan untuk menghitung total pengerjaan waktu untuk masingmasing job.4. Data waktu pengerjaan jobData ini merupakan pengolahan dari data waktu baku dan data permintaan.Metode Pengumpulan Dataa. Data PrimerData primer adalah data yang diukur pada saat penelitian lapangan olehpeneliti pada obyek penelitian, dimana data diperoleh secara langsungdiperusahaan yang sedang diteliti.ObservasiMelalui teknik observasi ini penulis mengumpulkan data denganmelakukan pengamatan langsung terhadap masing-masing operatorpada tiap stasiun kerja .InterviewSuatu metode untuk memperoleh data dan keterangan dengan caramelakukan komunikasi secara langsung dengan pihak perusahaan.b. Data SekunderData sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dengan melakukanpengumpulan data yang telah ada diperusahaan (dokumen perusahaan)tanpa ada perhitungan terlebih dahulu.1. Data permintaan2. Gambaran umum perusahaanMetode Pengolahan DataData masing-masing proses produksi Pengujian Keseragaman DataMenentukan Batas Kontrol Atas (BKA) dan Batas Kontrol Bawah(BKB)167
BKA Xk. xBKB X k . xDengan harga k nilai konstanta untuk derajat atau tingkatkeyakinan, dimana: Harga k 1 untuk tingkat keyakinan CL 68%Harga k 2 untuk tingkat keyakinan 68% CL 95%Harga k 3 untuk tingkat keyakinan 95% CL 99%Pengujian Kecukupan DataUji kecukupan data dihitung dengan rumus sebagai berikut:N'k s NXij 2Xij2XijDimana:N’ Jumlah pengamatan teoritis yang sebenarnya dilakukans Tingkat ketelitianN Jumlah pengamatan yang telah dilakukanX Data waktu pengamatank Koefisien distribusi normal sesuai dengan tingkat keyakinan.N’ Nmenunjukkan bahwa banyaknya data pengukuranpendahuluan telah dianggap “cukup”.N’ N berarti banyaknya data pengamatan pendahulu yangtelah dilakukan ternyata “belum cukup”, sehingga perludiadakan pengukuran pendahuluan kembali untukmenambah jumlah data hingga diperoleh N’ Ndengan cara perhitungan yang sama.Penetapan Waktu BakuCara untuk mendapatkan waktu baku adalah sebagai berikut:Xia. Menghitung Waktu siklus rata-rata: Ws Nb. Menghitung Waktu normal: Wn Ws x Pc. Menghitung Waktu Baku: Wb Wn x100%(100% Allowance )Analisa DataUntuk menjadwalkan N job M mesin digunakan beberapa metodepenjadwalan job antara lain:1. Metode Campbell Dudeck and Smith dengan persamaan:ti.1* kti.2* t i .kk 1kt i .mk 1168k 1
Dimana:ti.1*ti.2*kmti.k ti.m – k 1 Waktu proses suatu job ke-i dan mesin ke-1Waktu proses suatu job ke-i dan mesin ke-2Konstulasi dengan nilai 1 s/d (m-1)Jumlah mesin yang dipakaiWaktu proses suatu job ke-i dengan konstulasi awaldengan nilai k 1Waktu proses suatu job ke-i dengan jumlah mesindikurangi konstulasi dengan nilai k k 12. Metode Palmer, dengan persamaan:m(m (2 j 1).tijSi j 1Dimana:Si Nilai slope indeksnyam Jumlah mesin yang dipakaij Mesin yang digunakan untuk proses job ii Job yang diprosestij Waktu proses suatu job ke-i dan mesin ke-jHASIL DAN PEMBAHASANMakespan Penjadwalan UsulanDari total waktu perhitungan makespan Metode CDS, Palmer,Dannenbring (Tabel 4.19).Berikut di bawah ini merupakan selisih waktuantara ketiga metode tersebut unutuk mengetahui penggunaan metode denganwaktu yang paling efektif. Dimana pada tabel menunjukkan bahwa metodeCDS dan Dannenbring menunjukkan waktu total waktu terkecil.Tabel 1.Makespan Metode Penjadwalan UsulanPeriodeMetode CDS(jam)Maret 2006April 2006Mei g(jam)604.15571.18648.721824.05Makespan Riil PerusahaanData waktu proses keseluruhan pada perusahaan di dapat dari hasillaporan akhir penyelesaian seluruh job.Adapun data makespen pada bulanMaret waktu penyelesaian keseluruhan job adalah 32 hari 3 jam atau 775,2jam.Pada bulan April adalah 32 hari 5 jam atau 780 jam dan Mei 35 hari atau774 jam.Dapat dilihat pada tabel di bawah ini :169
Tabel 2.Makespan Penjadwalan JobPeriodeMakespan Perusahaan(jam)Maret 2006775.2April 2006780Mei 2006840Total2395.2Berikut di bawah ini merupakan selisih waktu metode usulan(4.2) yangpaling kecil dengan kondisi riil perusahaan (4.3).untuk mengetahui penggunaandengan waktu yang paling efektif.Tabel 3.Selisih Waktu Proses Pengerjaan Job 4.15171.0522.06April 2006Mei 28571.1526.7722.7723.84PeriodeAnalisa Hasil perhitungan MakespanDari hasil yang telah diperoleh dapat diketahui total Makespan denganmenggunakan metode CDS dan Dannenbring adalah 1824.05 jam dibandingkan dengan Makespan pada perusahaan 2395.2 jam dengan selisih571.15 jam atau sebesar 23.84%.Dimana metode yang diusulkan lebih efektifdari makespan di perusahaan.Dalam hal ini ketiga metode usulan atau salah satunya dapat digunakanoleh perusahaan tergantung berapa banyak permintaan dan berapa lama prosesdalam pengerjaannya harus benar-benar dipertimbangkan.Waktu kelonggarandan Faktor penyesuaian juga berpengaruh dalam lama atau tidaknya suatuproses pengerjaan job.Perlunya meningkatkan Skill atau kemampuan tenagakerja agar selalu konsisten dalam pengerjaannya serta perlunya penambahanfasilitas,mengingat kondisi pabrik yang berdebu. Serta pengawasan yang lebihketat dan manajemen perusahaan dalam program peningkatan motivasi kerja170
pada para pekerja agar bisa meminimasi waktu idle (menganggur) yangmenyebabkan penumpukan job. Karena penjadwalan produksi tidak hanyamementingkan bagaimana job itu di selesaikan dengan waktu yang cepat,tetapiharus tetap memperhatikan mutu dan kualitas produk.KESIMPULANDari hasil data yang di peroleh dapat total makespan 3 bulan yaituMaret April dan Mei dapat diambil kesimpulan yaitu metode yang paling efektifadalah metode CDS (Campbell Dudeck Smith) dan Dannenbring dengan totalMakespan 1824.05 jam.Didapat total selisih Waktu antara makespan kondisi riilperusahaan 2395.2 jam dengan metode CDS/Dannenbring adalah 571.15 jamdengan prosentase 71.60 % %.Saran1.Perusahaan dapat menerapkan metode usulan yaitu metode CDS ataudannenbring karena lebih efektif dalam proses pengerjaan job.2.Dalam penjadwalan prosuksi, perusahaan perlu mempertimbangkanwaktu pengerjaan job pada setiap job yang akan dikerjakan agar dapatmenentukan metode yang paling efektif dalam pengerjaannya.3.Perusahaan dapat mengurangi jumlah faktor penyesuaian dan waktukelonggaran agar pengerjaan job dapat cepat terselesaikan.DAFTAR PUSTAKABaker, Kenneth R, 1984 “Introduction To Sequencing and Scheduling”, JohnWiley & Sound,New York.Barnes,Ralp M,1980, “Motion and Time Study Design and Measurement ofwork”, John Wiley & Sound,New York.Biegel,John E,1978, “Production Control : A Quantitive Approach”, PrenticeHall Of India Private Limited, New Delhi.Elsayed and Boucher, Thomas O,1994, “Analisys and Control of ProductionSystem”,Prestice Hall International,Inc.Herjanto,eddy,1999, “Manajemen Produksi dan Operasi”, PT. GramediaWidiasarana Indonesia,Jakarta.Kusuma, Hendra,2002, “Perencanaan dan Pengendalian Produksi”,PenerbitAndi, Yogyakarta.Nasution, H.Arman,1999, “Perencanaan dan Pengendalian Produksi”,PT.GunaWidya ,Jakarta.Sutalaksana,Z.Iftikar,1999, “Teknik Tata Cara Kerja”,Jurusan Teknik Industri,Institut Teknologi Bandung.171
Macam Penjadwalan Produksi Penjadwalan secara garis besar dapat dibedakan dalam penjadwalan untuk job shop dan flow shop. . Campbell Dudek and Smith mencoba algoritma mereka dan menguji performancenya pada beberapa m